TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bupati Maros: Rammang-rammang Berpotensi Wisata Dunia

Jadi bagian dari Geopark Maros-Pangkep yang diusul ke UNESCO

Gunung Bulu' Barakka di kawasan Rammang-rammang, Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulsel. IDN Times/Sahrul Ramadan

Makassar, IDN Times - Bupati Maros Chaidir Syam mengatakan kawasan karst Rammang-rammang punya potensi menjadi destinasi wisata dunia. Itu disampaikan Chaidir dalam program live Instagram Ngobrol Seru by IDN Times bertajuk "Potensi Pariwisata Kelas Dunia di Maros" pada Selasa (28/9/2021).

Menurut Chaidir, Rammang-rammang punya keunikan dan keunggulan tersendiri sehingga layak menjadi destinasi wisata kelas dunia. Salah satunya, kawasan karst ini merupakan kawasan karst terluas ketiga di dunia setelah Tiongkok dan Vietnam.

"Rammang-rammang ini juga merupakan salah satu geosite dalam konteks kawasan Geopark Maros-Pangkep yang dinominasikan menjadi UNESCO global geopark tahun ini," kata Chaidir.

Baca Juga: Profil Bupati Maros Chaidir Syam, Segudang Ide untuk Butta Salewangang

1. Rammang-rammang punya bentang alam yang menakjubkan

Gunung Bulu' Barakka di kawasan Rammang-rammang, Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulsel. IDN Times/Sahrul Ramadan

Menurut Chaidir, Rammang-rammang memiliki keunikan berupa gugusan batu yang spektakuler sehingga sayang untuk dilewatkan. Ada juga aliran sungai yang membelah perbukitan sekaligus penambah daya tarik bagi Rammang-rammang.

"Ada gua batu yang menyerupai labirin, ada lukisan yang berusia 45.000 tahun. Flora fauna yang endemik. Ini semua yang insyallah membuat Rammang-rammang ke depan menjadi salah satu wisata dunia," jelasnya.

Sebagai informasi, karst Rammang-rammang terletak di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Keindahannya bukan main karena selain menawarkan panorama alam, juga menawarkan peninggalan budaya seperti lukisan di dinding Gua Leang-leang.

2. Dibangun dengan konsep ekowisata

Gunung Bulu' Barakka di kawasan Rammang-rammang, Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulsel. IDN Times/Sahrul Ramadan

Chaidir mengatakan Rammang-rammang dibangun dengan konsep ekowisata yang pengelolaannya berbasis komunitas. Warga di sekitar turut andil membangun kawasan karst tersebut karena mereka menyadari soal rasa kepemilikan akan alam.

Masyarakat turut andil karena ekowisata memang membicarakan aktivitas wisata yang ramah lingkungan dan tidak merusak kehidupan sosial. Di sinilah peran serta masyarakat sebagai pengelola yang berkelanjutan.

"Inilah harapan kita bagaimana masyarakat bisa sadar bahwa lebih baik ke depan bagaimana kita menjaga lingkungan sekitar dan insyallah ini akan berdampak positif ke kehidupan mereka," ujarnya.

Baca Juga: Potret Maros Seabad Lalu, Bantimurung hingga Benteng Fort Valkenburg

Berita Terkini Lainnya