TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KPU Makassar Prioritaskan Sosialisasi Pemilu di Kalangan Millennial

Sebagian besar, belum sadar tentang pentingnya hak pilih

IDN Times / Istimewa

Makassar, IDN Times - KPU Kota Makassar, Sulawesi Selatan gencar menggelar pendidikan pemilih dan sosialisasi pemilu, menjelang pemungutan suara Pemilu 2019, 17 April mendatang. Kelompok pemilih pemula atau kalangan millennial jadi sasaran utama yang jadi target prioritas.

Sosialisasi antara lain melalui program KPU Makassar Goes to School dengan tema “Suara Anak Muda, Suara Masa Depan Bangsa”. KPU menjadwalkan kunjugan ke sekolah menengah atas di Makassar secara bergiliran.

“Sejauh ini kita sudah mengunjungi dua SMA, yaitu SMA Negeri 14 dan Sma Negeri 5. Dalam waktu dekat kita mendatangi sekolah lain, hingga menjelang hari pemilihan,” kata Komisioner KPU Makassar Endang Sari, Rabu (6/2).

1. Sembilan persen pemilih di Makassar masih pemula

IDN Times / Istimewa

Pada daftar pemilih tetap (DPT), terdapat 967.590 pemilih di kota Makassar. Dari jumlah tersebut, pemilih pemula atau yang berusia di bawah 20 tahun mencapai 91.728 orang, atau sekitar 9,45 persen. Dengan rincian 47.024 laki-laki dan 44.704 perempuan.

Endang mengatakan, sosialisasi penting untuk menekan jumlah golput atau tidak memilih. Para pemilih pemula perlu mendapatkan pendidikan politik agar paham dengan peranan mereka dalam proses demokrasi di negara ini. Kurangnya pemahaman dikhawatirkan membuat mereka apatis dan tidak peduli dengan Pemilu.

“Mereka, khususnya harus cerdas dalam memilih wakil dan pemimpin berdasarkan visi, misi, dan integritas calon,” Endang menerangkan.

Baca Juga: Pengiriman 12 Kg Sabu ke Sulsel Digagalkan Polisi

2. KPU mengajari teknis tata cara memilih

IDN Times / Istimewa

KPU kota Makassar menekankan sejumlah pengetahuan untuk disampaikan kepada pemilih pemula. Misalnya, penjelasan tentang potensi suara mereka dalam pemilu, hingga pengetahuan dasar seputar partai peserta pemilu, jenis surat suara, dan tata cara menggunakan hak pilih.

“Selama ini yang kami dapati, sebagian pemilih pemula memang terkendala soal pengetahuan kepemiluan. Ada yang belum melakukan perekaman data (e-KTP), serta belum sadar tentang pentingnya menggunakan hak pilih,” kata Endang.

3. Pemuda diingatkan agar tidak terpengaruh informasi hoaks

IDN Times/Galih Persiana

Menurut Endang, edukasi terhadap kalangan pemilih pemula atau kelompok Millenials harus disesuaikan dengan kebiasan mereka sehari-hari. Terutama kaitan antara proses demokrasi dengan media sosial. Pemilih muda diharapkan tidak gampang terpengaruh terhadap informasi bohong atau hoaks yang banyak beredar di dunia maya.

Kabar bohong, Endang melanjutkan, bukan tidak mungkin mengakibatkan pemuda menjadi antipati atau bersikap pragmatis terhadap Pemilu. “Pemilih pemula adalah anak kandung media sosial yang rentan terhadap pengaruh informasi. Oleh sebab itu mereka harus memperoleh prioritas untuk diedukasi,” ujar Endang.

Baca Juga: Tersangka Penganiayaan Taruna ATKP Diskors dari Kampus  

Berita Terkini Lainnya