Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sulsel Akhirnya Terapkan Teknologi Modifikasi Cuaca di 7 Daerah

Hujan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. IDN Times/Irwan Idris
Hujan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. IDN Times/Irwan Idris

Makassar, IDN Times - Sempat menyatakan belum memungkinkan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akhirnya menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dalam mengatasi kekeringan ekstrem. Sebanyak 10 ton NaCl disemai menggunakan pesawat selama tujuh hari, di beberapa titik.

Sebanyak 800 kg NaCl disemai dalam sekali penerbangan. Penyemaian awan ini berlangsung di Kabupaten Maros, Gowa, Pangkep, Pinrang, Jeneponto, Bulukumba, dan Kota Parepare.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo, mengatakan penyemaian itu berdasarkan potensi pertumbuhan awan. Daerah-daerah tersebut sebenarnya bukan merupakan fokus utama. Hanya saja saat pemetaan, ada banyak awan di atas daerah tersebut.

"Kebetulan pada saat itu awan yang disemai berada di daerah situ. Kita kan di atas udara. Pada saat kita lihat peta, awan berada di atas kabupaten itu," kata Amson saat dihubungi IDN Times, Kamis (16/11/2023).

1. Menyasar daerah yang dilanda kekeringan

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui BPBD menerapkan teknologi modifikasi cuaca/Humas Pemprov Sulsel
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui BPBD menerapkan teknologi modifikasi cuaca/Humas Pemprov Sulsel

Amson mengatakan bahwa penyemaian awan itu sebenarnya akan menyasar Kabupaten Maros. Hal ini untuk mengaliri sumber-sumber air yang ada di kabupaten tersebut mengingat bahwa daerah ini juga dilanda kekeringan.

Namun dalam proses penyemaian awan itu, pihaknya melihat adanya awan di atas 7 daerah tersebut. Karena pemanfaatan TMC sangat mengandalkan awan maka digunakanlah untuk awan di atas daerah itu.

"Daerah lain itu kan untuk pertanian. Kalau kita berada di daerah Pangkep, Pinrang, Parepare, ke sana itu memang untuk persiapan aliran sungainya," kata Amson.

2. Diklaim cukup efektif

Ilustrasi. Hujan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. IDN Times/Irwan Idris
Ilustrasi. Hujan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. IDN Times/Irwan Idris

Selama sepekan penggunaan TMC di Sulsel, Amson mengklam upaya ini cukup efektif. Pasalnya, di daerah yang disasar mulai turun hujan dengan intensitas ringan.

"Cukup efektif selama masa kekeringan. Sejak hari Senin, Selasa, sampai Rabu kemarin itu kan daerah-daerah yang kita sudah semai berdasarkan laporan bmkg, sudah turun hujan walaupun memang bukan hujan yang lebat tapi hujan ringan sampai sedang," kata Amson.

Untuk daerah yang sudah mengalami hujan deras seperti Tana Toraja tidak memerlukan TMC. Teknologi ini hanya diperuntukkan bagi daerah yang benar-benar mengalami kekeringan parah.

"Di daerah-daerah yang belum, kayak selatan ke sana, ini tindakan tanggap daruratlah. Artinya bagaimana kita mengatasi sementara," kata Amson.

3. Baru bisa diterapkan karena kondisi awan

Ilustarasi kondisi langit Kota Makassar. IDN Times/Irwan Idris
Ilustarasi kondisi langit Kota Makassar. IDN Times/Irwan Idris

TMC ini pun telah berakhir kemarin setelah sepekan diterapkan. Amson menjelaskan bahwa TMC memang tidak bisa dimanfaatkan saat puncak kekeringan ekstrem. Hal ini karena tidak adanya awan yang bisa disemai.

Memasuki dasarian kedua bulan November, Pemprov baru bisa menerapkannya karena sudah mulai muncul awan nimbus. Dalam artian, Pemprov memanfaatkan masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.

"Kita tidak bisa mulai kemarin karena pikirnya dia akan bersamaan dengan musim hujan," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Ashrawi Muin
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us