Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Suket Rapid Test Antigen Palsu Dibuat Pejabat Rumah Sakit Swasta

Ilustrasi garis polisi (IDN Times/Prayugo Utomo)

Makassar, IDN Times - Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Maros, Sulawesi Selatan, mengungkap dalang di balik pembuatan surat keterangan rapid test antigen palsu. Kasus ini berawal dari penemuan 18 penumpang dengan suket palsu di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Kamis, 27 Januari 2021. 

"Pelakunya sudah kita amankan, inisalnya AH, laki-laki. Yang bersangkutan berperan membuat suket palsu itu," kata Kasat Reskrim Polres Maros Iptu Rusli kepada IDN Times melalui telepon, Senin (1/2/2021). 

1. Pelalu sempat kabur sebelum ditangkap di rumah keluarganya

Ilustrasi tersangka (IDN Times/Sukma Sakti)

Rusli mengatakan, pelaku ditangkap di rumah keluarganya di Desa Kurusumanga, Kecamatan Tanralili, Maros, Minggu, 31 Januari. Pria 39 tahun itu berupaya menghindar setelah mengetahui informasi bahwa polisi mengagalkan keberangkatan belasan penumpang karena membawa suket palsu. 

Suket rapid test antigen yang ditemukan mengatasnamakan rumah sakit swasta di Makassar. Identitas penumpang tersebut, menurut Rusli, tidak sesuai dengan nama di dalam suket. Begitu pun dengan nomor registrasi suket yang diterbitkan, tidak sesuai dengan ketentuan.  

"Yang bersangkutan sudah tahu dari awal itu (informasinya) kalau ada (penumpang) diamankan. Awalnya kita cari di Gowa karena tinggalnya di sana, tapi ternyata kabur ke sini (Maros), rumah keluarganya," ucap Rusli. 

2. Suket palsu dibuat di dalam ruangan dirut rumah sakit

Ilustrasi Surat Rapid Antigen (IDN Times/Umi Kalsum)

Rusli menyatakan pihaknya tidak membutuhkan waktu lama mengungkap dan menangkap pelaku. Apalagi, petugas juga sudah memeriksa seluruh penumpang yang kedapatan membawa suket ilegal. Keterangan para penumpang itulah yang didalami petugas untuk mengembangkan kasus ini. 

Belakangan diketahui pelaku adalah pejabat di salah satu rumah sakit swasta di Makassar. Pelaku menjual suket dengan harga bervariatif, mulai Rp200 hingga Rp300 ribu.

"Faktor ekonomi juga ini, padahal dia ini sekretaris sekaligus juga driver pribadi dari dirutnya rumah sakit itu," ungkap Rusli. 

Pelaku berperan sebagai orang yang membuat langsung suket palsu untuk mereka yang membutuhkan. Suket dibuat di dalam ruangan direktur utama rumah sakit.

"Hasil pendalaman sementara yang kita dapatkan begitu. Dia (pelaku) juga yang mencetak segalam macam," ujar Rusli.

3. Polisi sita sejumlah barang bukti piranti elektronik

Ilustrasi. Kondisi Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Dalam penangkapan itu lanjut Rusli, pihaknya menyita sejumlah barang bukti piranti elektronik. Di antaranya, 1 unit monitor, seperangkat komputer dan beberapa printer. Alat itu digunakan pelaku dalam menjalankan aksi kejahatannya.

"Kita masih kembangkan lagi modus penjualannya," ujar Rusli. 

Selain itu, petugas juga masih akan menjadwalkan pemeriksaan terhadap dirut rumah sakit. Pelaku saat ini masih ditahan di kantor Polres Maros untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Penyelidikannya masih jalan. Perkembangannya nanti kita sampaikan," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sahrul Ramadan
Aan Pranata
Sahrul Ramadan
EditorSahrul Ramadan
Follow Us