Suhu Normal, Kok Cuaca di Makassar Terasa Lebih Panas? Ini Kata BMKG

27 Okt 2019, 13:43 WIB

IDN Times/Abdurrahman

Makassar, IDN Times - Cuaca di Kota Makassar, Sulawesi Selatan terasa lebih panas beberapa hari terakhir. Kondisi itu dikeluhkan sebagian warga, baik pada siang maupun malam hari.

Hasan Basri, warga Batua Raya, Kecamatan Manggala mengatakan, cuaca panas membuatnya gerah meski sedang tidak beraktivitas. Hawa panas terutama dirasakan saat berada di dalam ruangan.

“Waktu malam juga tetap panas. Setidaknya dua-tiga hari belakangan,” kata Hasan kepada IDN Times, Minggu (27/10).

Kami menghubungi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menanyakan soal cuaca panas yang terjadi di Makassar. Berikut kami rangkum penjelasannya.

1. Suhu berkisar 33 derajat celcius di siang hari

pixabay.com/congerdesign

Menurut prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, suhu di Kota Makassar dan sekitarnya beberapa hari terakhir terbilang normal. Pada Senin (28/10), misalnya, suhu udara diperkirakan berkisar 19-36 derajat celcius.

Kepala Stasiun Iklim Maros Hartanto mengatakan, pada Minggu (27/10) suhu udara juga tercatat tidak naik signifikan. Suhu tetap normal di bawah 34 derajat celcius.

“Suhu jam 13.00 Wita terpantau pada kisaran 33 derajat celcius,” kata Hartanto.

2. Cuaca terasa panas karena kelembapan udara tinggi

medicalnewstoday.com

Mengapa cuaca bisa terasa lebih panas pada kisaran suhu normal? Hartanto menjelaskan bahwa hal itu tidak lain karena kelembapan udara yang cukup tinggi. Menurut prakiraan BMKG, kelembapan udara di sebagian besar wilayah Sulsel mencapai 50-90 persen. Pada Minggu (27/10) siang, kelembapan mencapai 53 persen.

Saat kelembapan meningkat, kandungan uap air di udara turut naik sehingga cuaca terasa lebih panas. “RH (kelembapan relatif) yang meningkat dan tidak berangin menyebabkan terasa lebih gerah di badan,” ujar Hartanto.

3. Kondisi cuaca panas masih akan terasa sampai akhir Oktober

Ilustrasi terik matahari (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Menurut Hartanto, kelembapan udara tinggi yang dirasakan masyarakat Makassar dan sekitarnya belum tentu sebagai tanda akan turun hujan. Sebab kondisinya disebut berbeda. Cuaca panas diperkirakan masih akan terasa setidaknya hingga akhir Oktober.

Yang dirasakan saat ini, kata Hartanto, adalah kelembapan udara di permukaan. Sedangkan pendorong terjadinya hujan adalah kelembapan pada lapisan udara atas.

“Meski begitu potensi hujan sekali-sekali sudah mulai muncul,” kata dia.

4. Suhu di Makassar sempat mencapai rekor tertinggi

(Ilustrasi cuaca panas)/www.straitstimes.com

Pekan lalu, tepatnya 20 Oktober 2019, BMKG mencatat suhu tertinggi di kota Makassar dan sekitarnya. Suhu mencapai 38,2 Derajat celcius pada waktu pengamatan pukul 13.00 Wita.

"Suhu pada Minggu kemarin merupakan suhu tertinggi untuk bulan Oktober sepanjang pengamatan, tertinggi untuk tahun tanpa dipengaruhi El Nino," kata Kepala Stasiun Klimatologi Maros Hartanto kepada IDN Times di Makassar, Senin (21/10).

Hartanto mengatakan, sejauh ini rekor suhu tertinggi di Sulsel tercatat pada angka 38,8 derajat Celcius. Saat itu sebagian besar wilayah Indonesia terpengaruh El Nino, yaitu fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.

Pada tahun tanpa El Nino, suhu tertinggi di Sulsel tercatat 37,9 derajat Celcius pada 9 Oktober 2014 dan 37,6 derajat celcius di 22 Oktober 1994.