Penyaluran Pupuk Subsidi di Sulsel 372 Ribu Ton, Belum Separuh Target

Makassar, IDN Times - Penyaluran pupuk subsidi di Provinsi Sulawesi Selatan hingga 27 Juli 2025 tercatat baru mencapai 372.475 ton atau sekitar 41 persen dari total alokasi sebanyak 911.720 ton. Meski belum menyentuh separuh dari target, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan serapan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Realisasi penyaluran pupuk subsidi di Sulsel 2024 hingga 27 Juli sebanyak 363.437 ton. Jadi penyaluran di tahun 2025 masih lebih besar dibanding tahun 2024,” kata Senior Manager PT Pupuk Indonesia Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulamapua), Sukodim, dilansir Antara, Selasa (29/7/2025).
Sukodim mengungkapkan rendahnya serapan pupuk subsidi di Sulsel disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah daya beli petani yang belum maksimal. Kondisi ini berdampak pada rendahnya penebusan pupuk oleh petani meskipun ketersediaan dan distribusinya telah disiapkan dengan baik.
“Faktornya karena daya beli, ini kami tidak bisa apa-apa tapi kalau soal penyaluran dan ketersediaan, kami siapkan dan cukup maksimal bekerja sama dengan kios penyalur kami,” ujarnya.
Penilaian ini diperoleh berdasarkan hasil roadshow yang dilakukan Pupuk Indonesia ke berbagai daerah di Sulsel dan berdialog langsung dengan kelompok tani setempat.
Selain daya beli, faktor alam turut berperan dalam rendahnya serapan pupuk. Menurut Sukodim, kerusakan lahan di pinggir danau, telaga, sungai, serta aliran irigasi menyebabkan petani menunda masa tanam. Hal ini secara langsung berdampak pada waktu dan jumlah penebusan pupuk subsidi oleh petani.
Menghadapi tantangan tersebut, Pupuk Indonesia tidak tinggal diam. Beragam inisiatif dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi petani, di antaranya adalah kegiatan sosialisasi, program “tebus pupuk bersama” berhadiah, hingga rapat koordinasi bersama pemangku kepentingan di daerah.
“Kita 'roadshow' di daerah untuk tahu rendahnya serapan secara persentase. Kita juga upayakan berbagai cara termasuk mobil uji tanah kami melakukan sosialisasi,” ujar Sukodim.
Rapat koordinasi turut melibatkan pemerintah daerah seperti bupati dan wali kota, distributor, kios, dan kelompok tani bersama Pupuk Indonesia, guna merumuskan langkah percepatan serapan pupuk.
Dari sisi wilayah, Kabupaten Bone mencatat serapan tertinggi dengan 147.387 ton atau sekitar 51 persen, sedangkan Kota Makassar menjadi yang terendah dengan capaian baru 15 persen dari alokasi yang ditetapkan.