Pemerintah Setop Impor Empat Komoditas Pangan pada 2025

- Pemerintah akan menghentikan impor beras, garam, gula, dan jagung pada 2025 untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
- Stok domestik cukup dengan Bulog memiliki 2 juta ton beras dan ketersediaan pangan di dalam negeri dalam kondisi aman.
- Pemerintah terus mendorong produksi dalam negeri melalui berbagai upaya untuk menaikkan harga jual ke petani dan panen raya akan terjadi pada Maret-April mendatang.
Makassar, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, menyampaikan kebijakan penting pemerintah untuk menghentikan impor empat komoditas pangan strategis pada tahun 2025. Keputusan tersebut mencakup beras, garam, gula, dan jagung.
Penyetopan impor empat komoditi itu bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong swasembada. Hal ini disampaikan Zulhas saat Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Sulawesi Selatan di Aula Tudang Sipulung, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Jumat (17/1/2025).
"Kita tidak impor lagi beras tahun ini, kita sudah putuskan tidak impor lagi garam, kita tidak impor lagi gula, dan kita juga tidak impor lagi jagung, ada empat komoditas," kata Zulhas.
1. Stok stabil dan harga terkendali

Zulhas menyebut stok domestik masih cukup. Bulog memiliki stok 2 juta ton beras, sementara ayam, telur, bawang, dan komoditas lainnya melimpah sehingga tidak perlu impor lagi tahun ini.
"Memang ada yang kurang sedikit itu cabai rawit. Telur, cabai keriting sudah banyak, bawang sudah banyak, semua cukup stok kita," katanya.
Zulhas memastikan bahwa ketersediaan pangan di dalam negeri dalam kondisi aman. Bahkan, meski memasuki Januari yang biasanya diwarnai kenaikan harga, situasi pasar tetap stabil.
"Biasanya Januari harga naik, ini alhamdulillah stabil. Ini Januari sudah tanggal berapa ini sekarang? 17 ya, ini stabil, tadi kita cek di lapangan," katanya.
2. Fokus pada produksi dalam negeri

Pemerintah terus mendorong produksi dalam negeri melalui berbagai upaya, seperti optimalisasi lahan, perbaikan irigasi, distribusi pupuk, dan penyerapan hasil panen oleh Bulog, hingga menaikkan harga jual ke petani.
Adapun panen raya akan terjadi pada Maret-April mendatang. Menurut Zulhas, ini merupakan masa produksi terbesar sehingga hasil panen dipastikan terserap dengan baik.
"Kalau kita kerja keras, kami meyakini, memang kita tidak perlu lagi impor beberapa produk yang kita tidak impor itu," kata Zulhas.
3. Evaluasi secara berkala

Meski optimistis dengan penghentian impor, Zulhas menyatakan bahwa pemerintah tetap akan mengevaluasi secara berkala. Pihaknya akan melihat perkembangan selanjutnya.
"Tentu nanti pada waktunya kita akan evaluasi, apakah bulan 3, apakah bulan 6, kita akan lihat nanti perkembangan," kata Zulhas.