Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lewat Musik, Amri Azis Gaungkan Solidaritas Palestina di Makassar

DSC08010.JPG
Amri Armadhani Azis, salah satu inisiator gigs solidaritas Palestina di Makassar, dalam salah satu aksi pada Juni 2025. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Gigs bertajuk Distortion of Resistance: Palestine di Makassar menggaungkan solidaritas bagi rakyat Palestina.
  • Amri Armadhani Azis, salah satu inisiator acara, memilih musik sebagai medium utama untuk menyuarakan protes terhadap penindasan di Palestina.
  • Inisiatif ini telah berhasil mengadakan aksi dan gigs donasi sejak tahun lalu, bahkan sudah melebar hingga Sulawesi Barat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - "Merdekakan Palestina!" teriak Pawa, vokalis grup musik beraliran hardcore asal Makassar yakni Martil dengan lantang. Di depan panggung, sekitar 20 anak muda larut dalam violent dance. Semuanya saling membenturkan badan, lengan terangkat, kaki ikut melayang. Tapi mereka semua hadir dengan satu tujuan: aksi amal untuk korban konflik di Jalur Gaza.

Itu adalah pemandangan gigs bertajuk Distortion of Resistance : Palestine yang berlangsung pada 13 Juli 2025 lalu di Etika Studio. Bendera Palestina berukuran raksasa membentang dengan gagah sebagai backdrop panggung. Silih berganti sejumlah grup musik Makassar lintas genre tampil menghibur selama 15 hingga 30 menit. Selain Martil turut pula Frontxside, Lycka, Risingroad, Front to Fight hingga Minor Bebas.

Dari kejauhan, seorang lelaki yang mengenakan kaos Wafaq (band hardcore asal Padang) mengamati dengan serius situasi gigs sambil sesekali menghisap rokok. Ia adalah Amri Armadhani Azis, sang inisiator acara. Pria berusia 30-an itu sesekali berlalu lalang sembari menyapa sesama penggerak industri musik yang hadir, baik sebagai penonton atau bahkan penampil. Meski terlihat begitu santai, matanya akan menyala saat berbicara tentang isu penjajahan Palestina.

1. Mendapat inspirasi dari aksi serupa di Bandung, dan coba dilakukan di Makassar

DSC00458.JPG
Aksi solidaritas Palestina yang berlangsung di Chambers Shop, Jalan Boulevard Makassar pada 20 Juni 2025. (Dok. Istimewa)

Gigs dan aksi jalanan, bagi sebagian orang Makassar, mungkin dianggap tidak biasa untuk menyuarakan solidaritas bagi rakyat Palestina. Tapi, inisiatif yang sudah ia jalani bersama rekan-rekannya sejak dua tahun lalu ini menjadi wadah bagi musisi dan warga untuk berdonasi sambil menikmati musik. Amri mengungkapkan bahwa ide awal ini muncul setelah melihat postingan para pegiat skena musik di Bandung yang melakukan aksi solidaritas Palestina dengan berdiri di pinggir jalan sambil memegang poster berisi pesan perdamaian sekaligus kecaman ke rezim Zionis.

"Saya berpikir seru juga kayaknya ini, dan lagian juga tidak mengganggu pengguna jalan," ungkapnya saat ditemui IDN Times pada 29 Juni 2025, setelah mengisi sebuah acara festival yang diadakan salah satu aplikasi transportasi daring. “Ada orang yang lewat, tapi ada juga yang singgah untuk mengungkapkan dukungan ke Palestina, dari situ idenya,” ungkapnya.

Dari aksi sederhana ini, Amri dan teman-temannya di Makassar sepakat melakukan inovasi dengan menambahkan live music agar lebih menarik perhatian publik. Alhasil, digelarlah acara Distortion of Resistance : Palestine sebagai pembeda.

"Awalnya rencanaku lima band, ternyata sampai 10 band, gara-gara tertarik semua," ujar Amri tentang ide acara gigs tersebut. Ia secara proaktif menghubungi musisi yang memiliki kepedulian terhadap isu Palestina, seperti mereka yang pernah membuat lagu tentang konflik Gaza atau bahkan menunjukkan dukungan terang-terangan di media sosial.

2. Musik diyakini Amri sebagai salah satu bentuk protes pada kesewenang-wenangan

Kebutuhan IDN Times (1).jpg
Penampilan grup musik Front to Fight (kiri) dan Frontxside (kanan) dalam acara Distortion of Resistance : Palestine yang berlangsung di Etika Studio pada 13 Juli 2025. (Instagram.com/aksidukungpalestinamakassar)

Ketika ditanya mengapa memilih musik sebagai medium utama, jawabannya Amri jelas : musik adalah bentuk protes. Mengingatkan pada jalan yang ditempuh Macklemore (Amerika Serikat), Gorillaz (Inggris), Kneecap (Irlandia), .Feast, Majelis Lidah Berduri hingga The Adams.

"Saya berada di lingkungan yang berputar pada musik, saya berada di skena musik, saya dikelilingi anak-anak musik dan musik itu salah satu bentuk protes untuk hal-hal seperti itu, orang-orang tertindas, orang yang tidak dapat keadilan," lugasnya.

Saat inisiatif serupa sudah menjadi hal yang lumrah di kota-kota lain, ia ingin Makassar juga menjadi bagian dari gerakan solidaritas ini. Terlebih isu ini kian menguat selama tiga tahun terakhir, di mana aksi brutal militer Israel di Jalur Gaza menewaskan 63.700 penduduk Palestina, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza pada awal September 2025 lalu.

Lebih dari sekadar donasi, Amri dan rekannya juga memiliki harapan besar terhadap kesadaran publik terutama di Makassar. Memupuk rasa kepedulian itu penting, terlebih pada isu yang melibatkan empati, sebuah perasaan untuk mengerti penderitaan sesama yang sudah inheren dalam diri manusia.

"Saya berharap dari aksi ini, orang-orang melihat apa yang terjadi di Palestina. Karena menurutku, yang terjadi di sana bukan penjajahan lagi, tapi genosida," ujarnya. "Semoga orang tidak tutup mata soal dengan kekejaman ini," ujar Amri.

3. Musik menjadi cara Amri dan kawan-kawan untuk menunjukkan solidaritas pada Palestina

Kebutuhan IDN Times (2).jpg
Penampilan grup musik Martil (kiri) dan Lycka (kanan) dalam acara Distortion of Resistance : Palestine yang berlangsung di Etika Studio pada 13 Juli 2025. (Instagram.com/aksidukungpalestinamakassar)

Amri sendiri sudah konsisten menyuarakan isu Palestina di setiap kesempatan. Bahkan ketika manggung bersama Liburan Hiburan, grup pemandu karaoke yang ia bentuk bersama Ikhwan Kurniawan, di beberapa festival musik.

"Kalau saya campaign isu Palestina dari dua tahun lalu. Membuka donasi untuk Palestina juga selalu ada di panggungku (Liburan Hiburan, red.), dan masih berlangsung sampai sekarang," ungkapnya.

Saat ini, Aksi Dukung Palestina telah dilakukan sebanyak empat kali. Salah satunya berlangsung pada 20 Juni 2025, saat mereka mengumpulkan donasi lewat acara yang berlangsung di Chambers Shop, salah satu jenama fashion ternama di Makassar. Tak sampai di situ, mereka turut mencetak merch terbatas yang keuntungannya juga masuk dalam donasi yang disalurkan ke Palestina melalui lembaga amal.

Aksi dengan tagline "Semua Diundang Kecuali Zionis" ini tidak menunjukkan tanda-tanda padam. Pada 29 Agustus 2025 lalu, Amri Azis dan kawan-kawan mengadakannya di toko fashion brand R U Happy? yang berada di Jalan Sultan Alauddin. Accoustic set disediakan, menghibur pengguna jalan protokol penghubung Makassar dan Gowa tersebut.

4. Inisiatif ini diharap berkembang sebagai bentuk kepedulian pada sesama dalam skala lebih luas

Kebutuhan IDN Times.png
Para penampil dan panitia acara musik Distortion of Resistance : Palestine yang berlangsung di Etika Studio pada 13 Juli 2025. (Instagram.com/aksidukungpalestinamakassar)

Gigs solidaritas Palestina yang digagas Amri dan rekan-rekan sudah berlangsung satu kali. Helatan pertama tersebut berlangsung pada 5 Juni 2025 dengan kafe Pyur 1.0 sebagai venue, menampilkan sejumlah grup musik punk ditambah duo Liburan Hiburan. Tapi, acara utamanya adalah helatang yang berlangsung di Etika Studio sebulan berselang.

Inisiatif ini pun melebar, bahkan sudah sampai di Sulawesi Barat. Distortion of Resistance : Palestine sudah diadakan di Polewali Mandar pada 30 Agustus 2025, kemudian Mamuju sehari berselang.

Sekarang, aksi yang digagas tersebut telah memiliki grup WhatsApp, dan perlahan menjelma menjadi wadah komunitas dengan tujuan lebih luas. Amri berharap ke depannya komunitas ini juga dapat membantu sesama. Salah satu contohnya terjadi bulan lalu, saat Amri dan kawan-kawan melalui akun Instagram @aksidukungpalestinamakassar turut menggalang bantuan untuk korban kebakaran di Maccini Sombala.

"Jadi bukan saja tentang Palestina. Bisa bergerak ketika ada teman yang sakit, bisa dibantu dari situ. Ada salah satu teman yang kena musibah, bisa dibantu dari situ. Itu saja yang saya harapkan," tutup Amri.

Apa yang dilakukan Amri dan komunitasnya menjadi bukti bahwa suara distorsi musik musik keras dari panggung kecil, atau bahkan pesan-pesan mengutuk penindasan di pinggir jalanan kawasan bisnis Makassar, bisa menjadi megafon untuk isu kemanusiaan global.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us

Latest News Sulawesi Selatan

See More

Revisi UU Pemda, Kemendagri Evaluasi Pembagian Urusan Pusat dan Daerah

10 Okt 2025, 02:09 WIBNews