Kasus COVID-19 Naik, BOR Rumah Sakit di Makassar 9,61 Persen

Makassar, IDN Times - Angka harian kasus positif COVID-19 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terus meningkat. Meski begitu, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan masih memadai.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah, memberikan informasi ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Makassar dalam menghadapi lonjakan kasus.
"Data BOR kita itu untuk ketersediaan tempat tidur, itu sebanyak 1.384 yang tersedia, yang terpakai itu 132. Itu data BOR, berarti kita ada di posisi 9,61 persen," kata Nursaidah, Kamis (10/2/2022).
1. Sedikit pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit

Angka kasus COVID-19 harian di Kota Makassar terus meningkat dalam sepekan terakhir. Bahkan kasus harian sempat mencapai 322 pada 9 Februari 2022 kemarin, atau tertinggi sepanjang tahun ini. Angka ini melonjak drastis dari sehari sebelumnya yang mencapai 185 kasus.
Dalam kondisi yang dibutuhkan, tempat tidur di Makassar masih dapat digunakan. Nursaidah pun mengimbau masyarakat untuk tidak perlu terlalu khawatir.
"Sekali lagi, walaupun banyak kasus dirilis per harinya, intinya bagaimana kita menekan untuk tidak ada masuk ke RS atau sedikit di RS. Terbukti sekarang 322 yang masuk di RS itu, 4 orang dengan gejala sedang bukan gejala berat," kata Nursaidah.
2. Varian Omicron sembuh dengan cepat

Menurut Nursaidah, penyebaran Omicron memang sangat cepat tapi itu sebanding dengan tingkat penyembuhannya. Karena itu, pasien yang terkonfirmasi Omicron tidak terlalu lama dirawat di rumah sakit.
"Karena memang Omicron ini sangat cepat tapi penyembuhanya juga sangat cepat. Untuk hari ke-5 itu sudah bisa dilakukan PCR untuk melihat kalau dia negatif berarti harus ulang besoknya. Kalau 2 kali berturut-turut negatif itu dianggap sudah sehat," katanya.
3. Tetap patuhi protokol kesehatan

Agar penambahan kasus COVID-19 tidak semakin besar, Nursaidah meminta agar masyarakat di Makassar tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan. Sebab meskipun pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi namun protokol kesehatan longgar, maka kasus tetap akan meluas.
"Mudah-mudahan dengan dirilisnya data per hari walaupun banyak tetapi sedikit yang di rumah sakit. Itu saya pikir tidak ada masalah namun bagaimana masyarakat dan protokol kesehatan," katanya.