Masih Disidik, PT Air Manado Ternyata Sudah Lama Dapat Keluhan

Manado, IDN Times – Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara terus menyidik dugaan kasus korupsi di PT Air Manado. Akibat kasus tersebut, semua aset perusahaan dikembalikan ke Pemerintah Kota Manado dalam hal ini Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Manado.
Sebelumnya, pada tahun 2005, PDAM Manado memulai kerja sama dengan perusahaan Belanda, PT Waterleiding Maatschappij Drenthe (WMD). Dari kerja sama tersebut, lahirlah PT Air Manado pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007-2014 PDAM Manado sempat tidak beroperasi lantaran seluruh aset, utang, dan karyawan sudah dialihkan ke PT Air Manado. Namun, PDAM Manado tetap berdiri secara kelembagaan dengan dukungan peraturan daerah.
Kepala Seksi Penyidikan Bidang Tindak Pidana Khusus Kejati Sulut, Parsaoran Simorangkir, mengatakan pelimpahan aset sudah dilakukan pada 3 November 2022. “Untuk pelayanan air bersih kepada masyarakat agar lebih baik maka kami mengalihkan penitipan aset barang bukti, tolong digarisbawahi barang bukti sitaan berupa hasil-hasil dikelola oleh Pemerintah Kota Manado dan PDAM Manado,” terang Simorangkir, Selasa (15/11/2022).
1. Layanan PDAM Manado terus dikeluhkan masyarakat
Berbagai keluhan pun datang dari masyarakat yang menggunakan layanan PDAM Manado. Salah satunya datang dari Lintang, seorang pegawai kementerian yang kantornya terletak di Jalan 17 Agustus, Wenang, Manado, dan menggunakan layanan PDAM.
“Tahun ini di kantor air sudah lancar. Kalau tahun lalu itu sempat air tidak mengalir selama beberapa waktu, sekitar Bulan Oktober atau November 2021,” ujar Lintang, Selasa (15/11/2022).
Tak hanya itu, Lintang mengeluh bahwa air dari PDAM Manado justru kotor. “Kadang keluar warna cokelat, bahkan kehitaman,” tambah Lintang.
2. Aktivitas perkantoran jadi terganggu
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ungke, pegawai BUMN yang kantornya juga terletak di Jalan 17 Agustus. Air di kantornya sering macet sejak tahun 2018. Selain tidak mengalir dengan lancar, kualitas airnya pun buruk. Hal itu paling sering terjadi ketika hujan deras.
“Air pasti tidak mengalir. Kadang Cuma keluar sedikit sekali, padahal sudah pakai pompa air. Tanpa pompa air, tidak mengalir sama sekali. Tidak jarang keluar air berwarna cokelat. Paling buruk keluar lumpur dan airnya bau,” terang Ungke.
Lintang dan Ungke yang notabene bekerja di wilayah yang sama, mengatakan aktivitas kantor jadi terganggu, terutama faktor kenyamanan dan sanitasi. Tak jarang mereka menggunakan air galon kemasan untuk menjaga kebersihan.
3. Pernah berusaha mengadu ke Kantor PT Air Manado
Lintang lebih memilih pasrah dan enggan mengadu permasalahan air di kantornya. Sedangkan Ungke hampir setiap hari menelepon ke PDAM Manado, tetapi tak ada yang pernah merespon. Ungke beberapa kali mencoba mencari informasi pengaduan konsumen ke PDAM Manado maupun PT Air Manado di internet, dan mendapati rating yang buruk.
“Di situsnya pun tidak tertera nomor khusus pengaduan. Banyak warga yang mengeluh kualitas pelayanannya tapi tidak tahu harus mengadu ke mana,” kata Ungke.
Terkait dugaan kasus korupsi di tubuh PT Air Manado, Ungke mengaku tidak terlalu paham. Namun, ia menyesalkan hingga dugaan kasus korupsi muncul, masih belum ada perbaikan layanan dan produk. “Tapi, kualitas layanan dan produk yang dijual menunjukkan buruknya manajemen. Sayangnya keluhan pelanggan juga hanya berakhir di media sosial atau rating google map,” ucap Ungke.
Baca Juga: Kejati Sulut Tahan 2 Tersangka Dugaan Kasus Korupsi PDAM Manado