Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengapa Daun Putri Malu Menutup saat Disentuh? Ini 5 Alasan Ilmiahnya!

Tumbuhan putri malu (commons.wikimedia.org/Eric Hunt)

Jika kamu pernah bermain-main dengan daun putri malu (Mimosa Pudica), kamu mungkin merasa takjub melihat bagaimana daun-daun kecil itu menutup hanya dengan satu sentuhan lembut. Tumbuhan ini seolah memiliki kepribadian pemalu yang membuatnya merunduk setiap kali disentuh, seakan sedang "malu-malu" menghindari perhatian. Tetapi apa sebenarnya alasan ilmiah di balik gerakan cepat dan unik ini?

Ternyata gerakan menutup daun pada putri malu bukan hanya menjadi hiburan semata, lho! Mekanisme ini melibatkan proses biologis yang sangat kompleks. Penasaran nggak sih dengan alasan daun putri malu selalu menutup saat disentuh ? Yuk simak lima alasan ilmiah mengapa daun putri malu menutup ketika disentuh di artikel ini!

1. Perubahan tekanan turgor menjadi pemicu utamanya

Tumbuhan putri malu (commons.wikimedia.org/Vengolis)

Dilansir Notre Dame Sites, di dasar tangkai daun putri malu terdapat struktur khusus yang disebut pulvini. Pulvini ini berfungsi seperti "sendi" fleksibel yang memungkinkan daun bergerak ke segala arah. Ketika kamu menyentuh daun putri malu, tekanan turgor atau tekanan cairan di dalam sel-sel tumbuhan akan berkurang drastis.

Saat tekanan turgor tinggi, sel-sel di pulvini penuh dengan air, memberikan kekakuan pada daun. Namun, ketika tekanan ini menurun akibat rangsangan, sel-sel menjadi flasid atau lembek, menyebabkan daun melipat. Ini menjadi cara alami putri malu untuk mengubah posturnya dalam hitungan detik.

2. Gerakan ion yang memicu kehilangan air

Tumbuhan putri malu (commons.wikimedia.org/Vengolis)

Dilansir Ask Nature, proses melipatnya daun putri malu dimulai dari adanya pergerakan ion-ion seperti kalium (K⁺) dan klorin (Cl⁻). Ketika daun disentuh, ion-ion ini keluar dari sel melalui saluran ion di membran. Perubahan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel menciptakan gradien osmotik, memaksa air keluar dari sel melalui mekanisme osmosis.

Hilangnya air dari sel menyebabkan tekanan turgor turun drastis. Hasilnya, pulvini kehilangan kekakuannya, dan daun segera melipat. Proses ini merupakan respons cepat untuk melindungi tumbuhan dari ancaman.

3. Peran penting saluran aquaporin

Tumbuhan putri malu (commons.wikimedia.org/Miekks)

Kecepatan gerakan putri malu tidak mungkin terjadi tanpa saluran air aquaporin. Aquaporin adalah protein khusus yang memungkinkan molekul air bergerak keluar dari sel dengan sangat cepat. Saat ion-ion bergerak keluar, aquaporin membuka jalur bagi air untuk mengikuti, dan mempercepat hilangnya tekanan turgor.

Kecepatan air yang keluar dari sel membuat daun putri malu mampu melipat hanya dalam waktu sekitar 2 detik setelah disentuh. Aquaporin memastikan bahwa respons ini terjadi dalam waktu yang cukup cepat untuk mengecoh predator.

4. Respon perlindungan dari ancaman

Tumbuhan putri malu (commons.wikimedia.org/Krzysztof Ziarnek)

Mengapa tumbuhan seperti putri malu repot-repot melipat daunnya? Jawabannya terletak pada mekanisme perlindungan diri. Dilansir Science ABC, daun yang tiba-tiba melipat dan batang yang merunduk dapat mengecoh herbivora atau hewan pemangsa yang berniat memakan tumbuhan ini. Gerakan ini membuat putri malu tampak layu atau tidak menarik sebagai makanan.

Selain itu, daun yang menutup dapat mengurangi luas permukaan yang terlihat oleh predator atau serangga tertentu, sehingga meminimalkan risiko kerusakan. Ini adalah adaptasi evolusi yang brilian untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.

5. Efek rangsangan pada sistem saraf tumbuhan

Tumbuhan putri malu (pexels.com/Pok Rie)

Dilansir Plant, Cell & Environment, meskipun tumbuhan tidak memiliki sistem saraf seperti hewan, putri malu menggunakan sistem komunikasi sinyal listrik untuk merespons rangsangan. Ketika disentuh, sinyal listrik yang dikenal sebagai potensial aksi menyebar ke pulvini, memicu pelepasan ion-ion dan air dari sel.
Sinyal listrik ini mirip dengan cara saraf pada tubuh manusia bekerja, meskipun lebih lambat. Mekanisme ini memungkinkan respons yang terkoordinasi, memastikan seluruh daun menutup serentak.

Wah, ternyata mekanisme yang terjadi pada putri malu menarik sekali yah! Dengan mengandalkan perubahan tekanan turgor, pergerakan ion, dan saluran aquaporin, putri malu memanfaatkan strategi cerdik untuk melindungi dirinya dari ancaman.
Lain kali saat kamu menyentuh daun putri malu, ingat yah bahwa kamu sedang menyaksikan reaksi ilmiah yang kompleks. Mengagumkan, bukan?

Referensi:

  • https://sites.nd.edu/biomechanics-in-the-wild/2021/04/07/the-plant-that-hates-to-be-touched/
  • https://www.scienceabc.com/nature/how-mimosa-pudica-plant-leaves-work-sleep-touch-shake-turgor-pressure.html
  • https://asknature.org/strategy/leaves-fold-in-response-to-touch/
  • https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-3040.2009.02066.x 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us