6 Tips Parenting Ajarkan Anak Sikap Bijak Hadapi Bullying di Sekolah

Pemberitaan soal bullying kembali marak terjadi akhir-akhir ini dan viral diberitakan di berbagai media. Tentunya ini membuat resah para orangtua, ya. Bullying di sekolah adalah masalah yang serius yang bisa mempengaruhi baik emosi, fisik, ataupun psikologis anak-anak. Sebagai orang tua, kita perlu membekali anak-anak dengan keterampilan dan sikap bijak dalam menghadapi situasi seperti ini.
Dengan beberapa pedoman parenting yang tepat, kita bisa membantu anak-anak menghadapi bullying dengan percaya diri dan mengembangkan hubungan sosial yang lebih sehat. Ini, nih enam tips penting yang bisa membantu kamu mengajarkan anak sikap bijak dalam menghadapi bullying di sekolah.
1. Komunikasi yang terbuka

Komunikasi yang terbuka dengan anak adalah langkah awal yang sangat penting. Pastikan anak merasa nyaman bicara soal pengalaman mereka di sekolah, termasuk jika mereka mengalami bullying. Dengarkan dengan sabar, tanpa menghakimi, dan tawarkan juga dukungan emosional. Ini akan membantu anak merasa didengar dan dihargai, serta merasa lebih aman berbicara soal masalah yang mereka hadapi.
Selain itu, ajarkan anak untuk juga berkomunikasi dengan guru atau petugas sekolah yang mereka percayai, jika ternyata mereka menjadi korban bullying. Ini bisa membantu masalah diatasi lebih cepat dan menghindari rasa takut atau malu yang sering muncul pada korban bullying.
2. Pahami apa itu bullying

Penting untuk mengajarkan anak soal apa yang dimaksud dengan bullying. Jelaskan bahwa bullying adalah perilaku yang merugikan dan berulang kali dilakukan oleh satu atau sekelompok orang terhadap orang lain. Berbicaralah dengan anak soal berbagai bentuk bullying, termasuk verbal, fisik, sosial, dan cyberbullying. Ajarkan mereka untuk mengenali tanda-tanda bullying, seperti perubahan perilaku atau perasaan mereka, sehingga mereka bisa mengidentifikasinya dengan lebih baik.
Ajarkan juga anak soal perbedaan antara konflik biasa dan bullying. Bantu mereka memahami bahwa gak semua ketegangan antar teman sebaya adalah bullying, dan kadang-kadang konflik bisa diselesaikan dengan cara yang sehat melalui komunikasi.
3. Berperan sebagai contoh yang bisa mereka tiru

Anak-anak belajar banyak dari contoh yang diberikan oleh orang tua mereka, lho. Makanya, penting banget untuk menjadi contoh yang baik dalam menghadapi konflik. Tunjukkan kepada anak cara menghadapi konflik dengan bijak, seperti berbicara dengan sopan, mendengarkan dengan baik, dan mencari solusi yang positif. Jika mereka melihat orangtuanga menunjukkan sikap bijak dalam mengatasi masalah, mereka akan cenderung mengikuti contoh tersebut.
Selain itu, penting juga untuk menghindari berbicara negatif atau memprovokasi orang lain di hadapan anak. Ini akan membantu menciptakan lingkungan di mana anak bisa memahami pentingnya sikap bijak dalam berinteraksi dengan orang lain.
4. Ajarkan keterampilan sosial

Keterampilan sosial yang kuat akan membantu anak menghadapi bullying dengan lebih baik. Ajarkan mereka cara berkomunikasi dengan baik, cara berteman, dan menjalin hubungan yang sehat. Cobalah untuk sering bermain peran dengan anak untuk melatih keterampilan sosial mereka. Seperti misalnya cara memulai percakapan, bertanya soal perasaan teman, atau menolak ajakan negatif dengan sopan.
Bantu anak memahami pentingnya empati dan memahami perasaan orang lain. Dengan keterampilan sosial yang baik, anak akan lebih mampu membangun hubungan yang positif dan mengatasi situasi sosial yang sulit.
5. Dorong empowerment dan kepercayaan diri

Bullying sering kali menargetkan anak-anak yang tampak lemah atau gak percaya diri. Oleh karena itu, penting untuk membangun kepercayaan diri anak. Beri mereka dorongan positif, pujian, dan apresiasi atas pencapaian mereka, baik itu besar maupun kecil. Dorong anak untuk mengejar minat dan bakat mereka, yang bisa membantu memperkuat rasa percaya diri.
Ajarkan anak bahwa mereka berhak untuk merasa aman dan dihormati. Bantu mereka memahami bahwa mereka gak harus menerima perilaku bullying dan bahwa mereka memiliki hak untuk melaporkan insiden tersebut. Ini bisa memberi mereka rasa kuasa atas situasi dan mengurangi rasa takut.
6. Teknologi dan keamanan online

Dalam era digital, bullying juga bisa banget terjadi secara online. Ajarkan anak tentang keamanan online dan pentingnya melaporkan tindakan cyberbullying. Dorong mereka untuk gak merespons atau membalas tindakan negatif di media sosial atau pesan teks. Ingatkan mereka untuk selalu jujur jika mereka mengalami situasi yang gak nyaman di dunia maya.
Selain itu, tetaplah terlibat dalam kehidupan online anak dengan memantau aktivitas mereka secara sehat. Bantu mereka memahami konsep privasi dan pentingnya untuk gak membagikan informasi pribadi kepada orang asing.
Ingatlah bahwa mendukung anak dalam situasi bullying sangat penting dan bahkan wajib banget untuk dilakukan. Jika situasinya terus berlanjut atau menjadi sangat serius, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional yang sesuai untuk mendukung anak. Jadilah tempat teraman bagi anak untuk menceritakan keluhannya setiap hari dan jangan gampang menghakimi. Setuju?