5 Fakta tentang Tarsius, Primata Terkecil yang Hanya Ada di Sulawesi

Sulawesi punya banyak hewan endemik yang unik, salah satunya tarsius, primata mungil dengan mata bulat besar yang bikin siapa pun langsung jatuh cinta. Ukurannya yang kecil, hanya sebesar genggaman tangan bikin banyak orang penasaran dengan kehidupan makhluk satu ini. Ternyata, di balik wajah menggemaskannya, tarsius punya segudang fakta mengejutkan yang jarang diketahui!
Dari kebiasaan makannya yang ekstrem sampai kemampuan supernya di malam hari, tarsius adalah salah satu hewan paling menarik di Indonesia. Sayangnya, populasinya semakin terancam karena habitatnya terus menyusut. Yuk, simak lima fakta seru tentang tarsius yang bakal bikin tambah sayang sama primata mini ini!
1. Ukurannya super mini, tapi mata besar banget

Tarsius dikenal sebagai salah satu primata terkecil di dunia, dengan panjang tubuh hanya sekitar 10–15 cm, kurang lebih sebesar telapak tangan orang dewasa. Tapi, yang paling mencolok adalah matanya yang besar, bahkan lebih besar daripada ukuran otaknya! Dilansir Study.com, mata besar itu membantu tarsius melihat dengan jelas di kegelapan malam karena mereka adalah hewan nokturnal.
Uniknya, mata tarsius gak bisa bergerak ke samping seperti mata manusia. Kalau mau lihat sekeliling, mereka harus memutar kepala hampir 180 derajat. mirip burung hantu! Kemampuan ini bikin mereka jadi predator ulung saat berburu serangga di malam hari. Bayangin aja, dengan kepala kecil, mereka bisa memantau sekitar tanpa perlu menggerakkan badan.
2. Hewan nokturnal dengan pendengaran super tajam

Selain mengandalkan penglihatan, tarsius juga punya pendengaran yang sangat sensitif. Telinganya bisa menangkap frekuensi suara tinggi, termasuk ultrasonik, yang biasa digunakan oleh serangga kecil seperti jangkrik. Mengutip Britannica, kemampuan ini membantu mereka mendeteksi mangsa dalam kondisi gelap total sekalipun.
Bahkan, tarsius sering disebut sebagai "penghisap suara" karena bisa memutar telinganya ke arah sumber bunyi dengan cepat. Mereka juga punya kebiasaan diam membisu saat merasa terancam, mirip patung kecil! Makanya, meski ukurannya mini, mereka jarang jadi mangsa predator lain karena kemampuan kamuflase dan pendengarannya yang luar biasa.
3. Satu-satunya primata karnivora di dunia

Kebanyakan primata seperti monyet atau kera doyan buah dan daun, tapi beda cerita dengan tarsius. Mereka 100% karnivora dan hanya makan daging! Menu favoritnya adalah serangga seperti belalang, jangkrik, bahkan reptil kecil dan burung. Dikutip dari Lembeh Resort, tarsius bisa melompat sejauh 3 meter untuk menangkap mangsa, luar biasa untuk ukuran tubuhnya!
Yang lebih ekstrem, tarsius gak bisa mencerna tanaman sama sekali. Sistem pencernaannya dirancang khusus untuk protein hewani, jadi kalau dikasih buah atau sayur, malah bisa sakit. Ini bikin mereka jadi salah satu primata paling unik di dunia, sekaligus bukti betapa beragamnya evolusi makhluk hidup di Sulawesi.
4. Punya jari lentur untuk memanjat dan berburu

Kalau diperhatikan, jari-jari tarsius panjang dan lentur, mirip dengan jari tokoh Gollum di film The Lord of the Rings. Jari ini dilengkapi bantalan lengket yang membantunya mencengkeram batang pohon dengan kuat. Struktur tulang jarinya bahkan mirip dengan kelelawar, yang memungkinkan mereka bergerak lincah di antara ranting-ranting sempit.
Selain untuk memanjat, jari-jari itu juga dipakai untuk menangkap mangsa dengan presisi tinggi. Mereka bisa menggapai serangga yang sedang terbang atau bersembunyi di balik daun dalam sekejap. Bayangin aja, dengan tubuh mungil, tarsius adalah akrobat alam yang handal!
5. Terancam punah karena perusakan habitat

Sayangnya, populasi tarsius terus menurun drastis karena deforestasi dan perburuan liar. Dilansir Science Direct, beberapa spesies tarsius sudah masuk kategori terancam punah, terutama karena hutan Sulawesi semakin berkurang untuk perkebunan dan pemukiman. Padahal, mereka gak bisa bertahan di luar habitat aslinya.
Upaya konservasi seperti Taman Nasional Tangkoko di Sulawesi Utara jadi harapan terakhir untuk melindungi tarsius. Wisatawan juga diajak untuk melihat mereka secara responsible tourism, misalnya dengan gak menggunakan flash kamera yang bisa merusak mata sensitif tarsius. Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi?
Tarsius adalah bukti betapa uniknya keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya Sulawesi. Dari mata besar sampai kebiasaan makannya yang ekstrem, primata ini bikin kita makin sadar pentingnya menjaga alam.
Sayangnya, ancaman terhadap populasi tarsius semakin nyata. Mulai dari hilangnya hutan sampai perdagangan ilegal, semua perlu jadi perhatian bersama. Jadi, kalau suatu hari berkunjung ke Sulawesi, jangan lupa untuk mengenal dan melindungi si mungil menggemaskan ini. Mereka adalah harta karun Indonesia yang gak ternilai!