Sorotan Internasional, FIFPRO Kecam Komdis PSSI Sanksi Yuran Fernandes

- FIFPRO kritik sanksi 12 bulan kepada Yuran Fernandes, kapten PSM Makassar, sebagai tidak proporsional dan merampas kebebasan bekerja.
- FIFPRO tegaskan prinsip pesepak bola berhak beropini tanpa takut akan sanksi yang berat, menyerukan kebebasan berekspresi bagi pemain sepak bola profesional.
- FIFPRO dan APPI bersatu mendukung Yuran Fernandes, dengan APPI melakukan komunikasi dengan FIFPRO Divisi Asia/Oceania untuk mencari jalan keluar yang adil bagi sang pemain.
Makassar, IDN Times - Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPRO) mengkritik sanksi dijatuhkan kepada kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes. Skorsing 12 bulan dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjadi sorotan FIFPRO dalam pernyataan resminya pada Kamis kemarin (15/5/2025).
"Kami sangat prihatin dengan sanksi yang keras dan tidak proporsional yang diberikan kepada Yuran Fernandes, yang membuatnya tidak dapat bekerja selama 12 bulan, selain mendapat hukuman denda," demikian pernyataan mereka melalui akun X (dulu Twitter) resmi @FIFPRO.
1. FIFPRO tegaskan prinsip bahwa pesepak bola juga berhak beropini

Lebih jauh, organisasi serikat yang beranggotakan 65 ribu pemain dari seluruh dunia tersebut memegang teguh prinsip pesepak bola berhak beropini. Mereka menganggap kritik yang dilontarkan oleh bek tengah asal Cape Verde tersebut tak boleh direspons dengan sanksi berat.
"FIFPRO menegaskan keyakinan bahwa semua pemain sepak bola profesional harus memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri," demikian petikan cuitan organisasi yang berbasis di Belanda itu.
2. FIFPRO memberi dukungan moril kepada sang kapten PSM Makassar

Sebagai bentuk dukungan, FIFPRO menyatakan telah menghubungi serikat afiliasinya di Indonesia yakni Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) untuk membahas polemik tersebut. Ini bertujuan memberi dukungan moril kepada sang pemain andalan Juku Eja.
"APPI juga telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan FIFPRO dan FIFPRO Divisi Asia/Oceania untuk dapat segera melaporkan hal ini kepada FIFA guna mencari dan memperjuangkan jalan keluar yang adil bagi Yuran Fernandes," papar Andritany Ardhiyasa selaku Presiden APPI, dalam sebuah pernyataan resmi pada 10 Mei 2025 lalu.
3. Polemik berawal dari unggahan kritik Yuran setelah pertandingan melawan PSS Sleman

Polemik bermula dari kritik Yuran terhadap kepemimpinan wasit di pertandingan pekan ke-31 BRI Liga 1 2024/2025 melawan PSS Sleman, 3 Mei 2025. Yuran menyuarakan rasa kecewa melalui unggahan story di akun media sosial Instagram pribadinya, sembari menyoroti profesionalisme dan dugaan korupsi.
Story itu kemudian dihapus beberapa jam berselang. Pemilik nomor punggung 4 tersebut kemudian meminta maaf kepada PT Liga Indonesia Baru dan PSSI atas kegaduhan akibat unggahannya. Tapi, sanksi skorsing tetap dijatuhkan Komdis PSSI, memicu tagar #KamiBersamaYuran dan dukungan dari sesama pesepak bola.