TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PSM Kecam Ujaran Rasisme yang Menimpa Patrich Wanggai dan Yakob Sayuri

Akun Instagram keduanya diserang komentar merendahkan

Pemain PSM Makassar Patrich Wanggai sedang merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Persija Jakarta dalam pertandingan Grup B Piala Menpora 2021 di Stadion Kanjuruhan Kab. Malang, Senin 22 Maret 2021. (Twitter.com/PSM_Makassar)

Makassar, IDN Times - Selepas timnya menang meyakinkan 0-2 atas Persija Jakarta di pertandingan Grup B Piala Menpora, Senin (22/1/2021) malam, dua penggawa PSM Makassar justru jadi sasaran rasisme.

Sejumlah ujaran bernada merendahkan tampak terlihat di kolom komentar akun Instagram pribadi Patrich Wanggai dan Yakob Sayuri. Tak sampai di situ, akun-akun tersebut bahkan menyinggung warna kulit keduanya.

1. Manajemen PSM Makassar bakal menyurati PSSI

Pemain PSM Makassar, Patrich Wanggai, dalam sesi latihan jelang turnamen pramusim Piala Menpora di Bosowa Sport Center pada hari Kamis 18 Maret 2021. (Instagram.com/psm_makassar)

Menyikapi masalah dua pemainnya yang jadi sasaran rasisme, PSM melalui Media Officer Sulaiman Abdul Karim mengonfirmasi telah mempersiapkan langkah tegas. Apalagi PSSI bersama pihak operator sejak lama mengampanyekan perlawanan terhadap tindakan merendahkan harkat dan martabat manusia.

"PSM Makassar akan berkirim surat ke PSSI dan PT Liga (Indonesia Baru, operator kompetisi) terkait isu rasisme ini. Pak Appi (Munafri Arifuddin, CEO PSM) sudah perintahkan untuk bersurat," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin malam.

Baca Juga: Pelatih PSM Sebut Kerja Keras Jadi Kunci Utama Menang Lawan Persija

2. Rasisme mencederai semangat sportivitas yang selalu dijunjung tinggi oleh semua olahraga

Pemain PSM Makassar, Yakob Sayuri, berusaha melewati pemain Persija Jakarta Rezadi Hehanussa dalam laga pembuka Grup B Piala Menpora 2021 di Stadion Kanjuruhan Kab. Malang, Senin 22 Maret 2021. (Twitter.com/PSM_Makassar)

Sule, sapaan akrabnya, menyebut seluruh pemain, pelatih dan ofisial Pasukan Ramang menyesalkan dan mengutuk keras hal tersebut. Terlebih rasisme dalam sepak bola selalu mencederai makna sportivitas yang selama ini dijunjung tinggi.

"Pemain di lapangan bertanding 2x45 menit dengan semangat sportivitas. Setelah 2x45 menit, semua kembali menjadi kawan. Di lapangan kita lawan, di luar lapangan kita kawan," lanjutnya.

Baca Juga: Tampil Ngotot, PSM Sukses Bungkam Persija Dua Gol tanpa Balas

Berita Terkini Lainnya