Polda Sulsel Selidiki Dugaan Pidana Legislator Jamin Jenazah COVID-19

Anggota Dewan menjamin agar jenazah dibawa pulang keluarga

Makassar, IDN Times - Peristiwa keluarga membawa pulang jenazah pasien COVID-19 dari Rumah Sakit Umum Daerah Daya Kota Makassar, beberapa waktu lalu, mendapat perhatian serius Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Saat itu seorang Anggota DPRD Kota Makassar bersedia menjaminkan dirinya agar jenazah bisa dibawa pulang oleh keluarganya.

Karena dibawa oleh keluarga, Gugus Tugas tidak menangani pasien dengan standar COVID-19. Padahal hasil pemeriksaan swab yang keluar belakangan hasilnya positif. Kepolisian bakal mengusut kasus ini hingga tuntas, jika terbukti penjamin melakukan pelanggaran pidana.

"Akan kita selidiki," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo kepada IDN Times saat dikonfirmasi, Selasa (30/6).

Baca Juga: Dijamin Anggota Dewan, Jenazah PDP COVID-19 Dimakamkan tanpa Protokol 

1. Hasil tes swab lama keluar sehingga legislator menjaminkan diri agar jenazah bisa dibawa pulang

Polda Sulsel Selidiki Dugaan Pidana Legislator Jamin Jenazah COVID-19Ilustrasi swab test. (Dok.Kementerian BUMN)

Pihak keluarga membawa pulang jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) berinisial CR (49) dari RSUD Daya Makassar, Sabtu (27/6) lalu. Kerabat almarhum, Andi Hadi Ibrahim yang merupakan legislator DPRD Makassar menjadikan dirinya sebagai jaminan.

Saat dikonfirmasi, Hadi mengaku menjadi penjamin karena lambannya hasil tes swab keluar. Padahal pasien sudah harus segera dimakamkan.

"Kami mendapatkan info bahwa hasil swab itu akan keluar jam 6 atau jam 7 malam. Sedangkan pasien ini, masuknya pagi dan meninggal dunia sekitar jam 11 siang," kata pria yang akrab disapa Ustaz Hadi itu.

2. Jenazah dimakamkan tanpa protokol COVID-19

Polda Sulsel Selidiki Dugaan Pidana Legislator Jamin Jenazah COVID-19Jenazah pasien terkait COVID-19 di RSUD Daya Makassar. Dok. IDN Times

Hadi mengatakan, pihaknya jadi penjamin agar pihak keluarga bisa membawa pulang jenazah dan memakamkannya sesuai syariat Islam. Hadi mengaku pemulangan jenazah dari RS disaksikan oleh petugas Gugus Tugas COVID-19 Sulsel.

"Maka saya menimbang dengan pertimbangan syariat Islam dan pertimbangan keamanan keluarga almarhum untuk segera menyelenggarakan proses pemusaran jenazah. Dan Alhamdulillah pakaian alat pelindung diri (APD), kami diberikan dari Rumah Sakit Daya," ujar Hadi.

Setelah dibawa pulang ke kediaman keluarga Taman Sudiang Indah, Kecamatan Biringkanaya, jenazah dimandikan, disalatkan di masjid, lalu dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.

4. Penjamin siap menanggung semua konsekuensi hukum

Polda Sulsel Selidiki Dugaan Pidana Legislator Jamin Jenazah COVID-19Ilustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Setelah kejadian, RSUD Daya belum memberikan keterangan soal kejadian pengambilan jenazah COVID-19 oleh keluarga. Humas RSUD Daya Wisnu Maulana, saat dikonfirmasi, enggan berkomentar banyak.

"Mohon maaf saya belum bisa beri keterangan karena belum tahu pasti kejadiannya," katanya usai kejadian.

Sementara Hadi menyatakan dia sudah berkoordinasi dengan tim Gugus Tugas soal kejadian itu. Setelah hasil tes swab almarhum dinyatakan positif, pihak keluarga dan semua yang terlibat dalam pemakaman bersedia mengisolasi diri secara mandiri. Dia juga siap dengan konsekuensi hukum.

"Kita akan patuh terhadap aturan yang ada. Sudah ada juga koordinasi ketua-ketua RT terkait ini, bahkan sebelumnya kita sudah ada rapid test kepada warga," kata Hadi.

Baca Juga: Bertambah, Tersangka Ambil Paksa Jenazah di RS Makassar Jadi 32 Orang

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya