Keluarga Bawa Sajam Ambil Paksa Jenazah PDP, Ini Kata Gubernur Sulsel

Nurdin Abdullah sebut pengamanan rumah sakit minim

Makassar, IDN Times - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah memberikan pernyataan terkait beredarnya sebuah video yang merekam pihak keluarga pasien yang nekat membawa pulang jenazah berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Kejadian itu diketahui terjadi pada Kamis (3/6) kemarin di RSKD Dadi Makassar. 

Menurut Nurdin, hal ini terjadi lantaran minimnya pengamanan di RSKD Dadi sementara jumlah massa yang datang untuk mengambil jenazah tersebut sangat besar. Diperkirakan berjumlah 200 orang dan ada yang membawa senjata tajam. Selain itu, hasil tes swab yang kadang lambat keluar. 

"Maka saya minta ke semua RS agar mereka yang masuk ke RS langsung dites swab. Terus kita juga minta lab prioritaskan semua yang terbaring di RS. Jangan dicampur OTG dan sebagainya. Jadi ada jalur khusus yang terbaring. Jadi pagi diswab, sore sudah ada hasil," kata Nurdin di Makassar, Kamis (4/6).

1. Keterlambatan hasil tes swab jadi akar persoalan

Keluarga Bawa Sajam Ambil Paksa Jenazah PDP, Ini Kata Gubernur SulselAksi membawa kabur jenazah pasien PDP COVID-19 di RSKD Dadi Makassar terekam CCTV. Screenshot

Nurdin yang juga merupakan ketua tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel mengakui hal ini sebagai sebuah dilema. Di satu sisi, hasil tes swab pasien PDP yang meninggal belum keluar sehingga belum diketahui apakah dia positif COVID-19 atau tidak. Di sisi lain, penanganan jenazah harus segera dilakukan.

Sebelumnya Gugus Tugas juga sudah menegaskan bahwa jenazah yang berstatus PDP juga harus dianggap sebagai korban COVID-19. Makanya sebagai antisipasi agar virus itu tidak menyebar lagi, pemulasaraan jenazah juga harus dilakukan menurut standar penanganan jenazah COVID-19. 

"Yang dilema bagi kita, sudah dikebumikan baru hasilnya keluar. Hal-hal seperti inikan menghadapi tuntutan masyarakat. Masyarakat bilang loh keluarga saya negatif kok kenapa dikebumikan secara protokol COVID-19," katanya.

2. Nurdin pastikan kejadian serupa tidak terulang

Keluarga Bawa Sajam Ambil Paksa Jenazah PDP, Ini Kata Gubernur SulselGubernur Sulsel Nurdin Abdullah. IDN Times/Istimewa

Nurdin pun memastikan kejadian serupa tidak terulang. Dia menyatakan bahwa masyarakat yang keluarganya dirawat di rumah sakit dengan status PDP, akan segera mendapatkan kepastian dari hasil tes swab dan tidak perlu menunggu lama.

"Ketika mereka masuk, mereka tanda tangan, langsung swab dan jalurnya juga seperti di Wahidin. Masuk pagi dan hasilnya sore sudah keluar. Tidak usah tunggu berhari-hari. Karena itu dilema bagi satgas. Meninggal dalam kondisi PDP tapi kita pakai protokol lalu hasilnya ternyata positif kan ini lebih repot lagi. Insya Allah mudah-mudahan tidak akan terjadi lagi," katanya.

Baca Juga: Ombudsman Sulsel: Pasien Pasrah Diperlakukan Tak Adil di Rumah Sakit

3. Nurdin bolehkan jenazah dipindahkan dari Macanda tetapi tidak sekarang

Keluarga Bawa Sajam Ambil Paksa Jenazah PDP, Ini Kata Gubernur SulselIlustrasi Pemakaman jenazah dengan protokol COVID-19 (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Soal keluarga jenazah yang bersiap melayangkan gugatan ke tim Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Nurdin mengaku telah melakukan komunikasi. Dia menyampaikan bahwa jika keluarga hendak menggali kembali makam di Macanda Kabupaten Gowa, maka hal itu sangat rawan saat ini. 

Jenazah PDP yang hasil tes swabnya ternyata negatif COVID-19 , kata Nurdin, bisa dipindahkan tapi tidak untuk saat ini. Sebab memindahkan jenazah dalam kondisi sekarang berpotensi bisa menularkan virus lagi ke mana-mana. Tapi jika kondisi sudah tenang, maka pihaknya akan memikirkan hal ini.

"Kenapa pemakaman Macanda ini disiapkan? Karena di mana-mana ditolak. Karena penolakan itu kita siapkan pemakaman COVID-19 khusus. Di belakang hari nanti kalau mau dipindahkan bisa dan tidak dilarang, cuma kondisi sekarang tidak mungkin," kata Nurdin. 

Baca Juga: Jokowi Minta Penanganan COVID-19 Fokus di 3 Provinsi, Termasuk Sulsel

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya