Masalah Bansos COVID-19 Dominasi Laporan Warga di Ombudsman Sulsel
Ombudsman membuka layanan pengaduan selama masa pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Ombudsman RI Perwakilan Sulawesi Selatan menerima banyak laporan masyarakat soal bantuan sosial yang kurang merata, selama masa darurat atau pandemik COVID-19. Aduan umumnya datang dari warga yang perekonomiannya terdampak pandemik.
Kepala Perwakilan Ombudsman RI Sulsel Subhan Djoer mengatakan, Ombudsman menerima aduan lewat layanan yang dibuka secara daring. Namun dia belum bisa menyebutkan secara rinci jumlahnya, sebab belum memantau langsung menyusul masa bekerja dari rumah (WFH).
"Asisten saya yang mengolah datanya. Update-nya saya belum sebutkan, tapi intinya memang bansos itu yang paling banyak diadukan ke kita," Subhan kepada IDN Times, Selasa (2/6).
Baca Juga: Ombudsman: Penegakan Aturan PSBB Makassar Jangan Tebang Pilih
1. Persoalan bansos mencuat sepanjang pelaksanaan PSBB di Makassar
Subhan mengatakan aduan warga soal pendistribusian bansos yang tidak merata mencuat selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB diterapkan sejak 24 April hingga 22 Mei 2020 lalu.
Aduan yang masuk, Subhan menyebutkan, rata-rata datang dari warga yang terdampak pandemik tapi belum menerima bantuan. Terlebih saat itu masyarakat diimbau berdiam di rumah. Padahal saat itu Pemerintah Kota melalui Dinas Sosial menyiapkan 60 ribu paket sembako.
"Waktu itu kan memang kita dipaksa untuk tinggal di rumah. Seluruh aktivitas dibatasi dan tentu itu berdampak kepada seluruh sektor. Jadi persoalan itu (bansos) yang memang paling banyak dari yang lainnya. Dibandingkan sektor transportasi bahkan kesehatan," ucap Subhan.
Baca Juga: Polda Selidiki Dugaan Mark Up Bansos COVID-19 di Makassar