Kantor Gubernur Jadi Panggung Teatrikal Nelayan Kodingareng
Gambaran penderitaan nelayan yang menolak tambang pasir laut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Nelayan dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Pesisir (ASP), berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (10/9/20209). Mereka menolak penambangan pasir laut di sekitar Pulau Kodingareng Makassar.
Berbeda dengan aksi biasanya, unjuk rasa kali ini berupa aksi teatrikal. Koordinator ASP, Ahmad mengatakan, teatrikal menggambarkan penderitaan yang dirasakan masyarakat nelayan Kodingareng. Terutama sejak kapal tambang pasir laut beroperasi di wilayah tangkap mereka.
"Kita bercerita mengenai perjuangan nelayan yang selama ini berjuang menolak beroperasinya kapal penambang pasir laut yang masuk di wilayah tangkap nelayan," ujar Ahmad saat ditemui di lokasi.
Baca Juga: Polisi Akhirnya Kabulkan Penangguhan Penahanan 2 Nelayan Kodingareng
1. Nelayan menderita karena penambangan pasir
Aksi digelar di depan gerbang pintu gerbang Kantor Gubernur Sulsel sekitar pukul 12.00 WITA. Dalam aksi teatrikal, ditunjukkan bagaimana keresahan nelayan karena sulit mendapatkan ikan selama melaut.
Di sisi lain, digambarkan kisah istri-istri nelayan yang khawatir dengan kebutuhan dapur karena suami yang tidak melaut. Belum lagi soal utang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar perahu yang digunakan untuk melaut.
Dalam aksi itu, ASP juga memperlihatkan pertentangan di antara masyarakat nelayan. Sebagian pasrah, sedangkan sebagian lagi terus berjuang agar penambangan pasir dihentikan. Yang berjuang harus mengalami tindakan represif oknum aparat.
"Pembungkaman, intimidasi dari oknum aparat terhadap nelayan selama berjuang menolak penambangan pasir. Sampai sekarang, kondisi itu masih di alami oleh nelayan. Semua kita gambarkan dalam aksi ini," ucap Ahmad.
Baca Juga: LBH Ajukan Praperadilan Penangkapan Nelayan Kodingareng