TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Musim Hujan, BMKG Makassar: Waspada Bencana Hidrometeorologi

BMKG merasa aneh, Sudiang dataran tinggi tapi banjir

Kejadian bencana hidrometeorologi di Sulsel dalam sepekan terakhir. (Dok. Pemprov Sulsel)

Makassar, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memastikan, saat ini wilayah Makassar dan sekitarnya telah memasuki musim hujan walaupun masih fluktuatif.

BMKG Wilayah IV Makassar memperingatkan, di tengah musim hujan dengan intensitas sedang hingga lebat tidak menentu seperti saat ini, ancaman bencana hidrometeorologi seperti longsor atau banjir tetap perlu diwaspadai.

Mengingat, satu pekan yang lalu terjadi bencana banjir di Kota Makassar, Parepare dan Kabupaten Barru. Serta, bencana longsor di Kabupaten Gowa dan juga Toraja.

"Selama musim hujan terjadi, itu peluang longsor dan bencana hidrometeorologi lain itu masih berpeluang terjadi. Tapi itu kan tergantung pada kondisi permukaan bumi," kata koordinator bidang data BMKG IV, Hanafi Hamzah, Jumat (25/11/2022).

1. BMKG merasa aneh, Sudiang dataran tinggi tapi banjir

Ilustrasi banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Maksud Hanafi, bencana hidrometeorologi berpeluang bisa saja terjadi karena kondisi permukaan bumi. Dia pun mencontohkan, banjir yang terjadi di Sudiang satu pekan lalu itu bisa terjadi karena kondisi permukaan tidak lagi mendukung.

"Yang aneh itu banjir di Sudiang, karena daerah ini (Sudiang) permukaannya yang paling tinggi di wilayah Makassar dan kenapa sampai terjadi banjir? Memang kalau ditinjau dari curah hujan memang besar," ungkap Hanafi.

"Tapi yang jadi faktor utamanya itu dari pada interkoneksi dari pada saluran air dari saluran-saluran pembuangan yang tidak berjalan dengan baik, sehingga perumahan di Sudiang itu kena dampaknya," lanjutnya.

Baca Juga: Jenazah Korban Longsor di Gowa Ditemukan 16 Km dari Lokasi Kejadian

2. BMKG: Sudiang dulu bagus daya serap airnya

Tim SAR berjalan melewati jalan yang terendam banjir saat akan mengevakuasi warga di Perumnas Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (18/11/2022). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Hanafi menilai, kondisi permukaan tanah di Sudiang semestinya bisa menyerap air dengan cepat ketika turun hujan. Tapi, wilayah Sudiang dan sekitarnya sudah dipenuhi jalan-jalan beton dan perumahan yang menurunkan daya serap air.

"Mau turun tidak bisa dan akhirnya jadi aliran permukaan. Ini ironis sekarang," jelas Hanafi.

Baca Juga: Warga Makassar Bisa Saksikan Gerhana Bulan Total di Kantor BMKG

Berita Terkini Lainnya