TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bos Hotel di Makassar Optimistis Ancaman Resesi Tak Berdampak Besar 

Ancaman resesi global diprediksi terjadi pada 2023

Ilustrasi hotel. (Instagram/@grandcandismg).

Makassar, IDN Times - Sejumlah pakar ekonomi di Indonesia meprediksi ancaman resesi global akan terjadi pada 2023 mendatang. Hal itu menjadi peringatan dini bagi semua kalangan, termasuk pelaku industri.

Prediksi ancaman resesi global itu, berdasar pada multikrisis yang tengah terjadi saat ini. Antara lain karena inflasi yang terlalu tinggi, pasokan bahan pangan yang terganggu, likuiditas global yang mengetat, hingga krisis geopolitik yang terus memanas.

Meski begitu, Indonesia diperkirakan masih aman apabila pemerintah memanfaatkan pasar lokal, salah satunya memaksimalkan pariwisata lokal.

Salah satu pelaku pariwisata lokal di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Wilianto Tanta mengaku optimistis bahwa resesi global tahun 2023 tidak akan berdampak begitu besar.

"Kalau saya sih optimis Indonesia tidak akan terdampak besar jika resesi terjadi di 2023. Kan dikhawatirkan itu pangan. Tapi kita tidak berharap resesi itu terjadi, ya," jelas Wilianto Tanta, Founder Phinisi Hospitality kepada IDN Times Sulsel, Sabtu (22/10/2022).

1. Wilianto: kita punya hasil bumi yang baik

Pendiri Phinisi Hospitality, Wilianto Tanta. (Istimewa)

Di bidang bisnis pariwisata lokal, Wilianto Tanta punya beberapa hotel di Makassar dan Kendari, Sulawesi Tenggara. Seperti Claro Hotel and Convention, Hotel Almadera, The Rinra Hotel, Hotel Dalton dan juga beberapa bisnis lainnya seperti mal Phinisi Point.

Bagi Wilianto, resesi mungkin berdampak global seperti dua tahun belakangan terjadi karena pandemi COVID-19 dan perang yang terjadi antara dua negara, Rusia dan Ukraina.

"Sebenarnya Indonesia ini tidak usah terlalu khawatir dengan resesi 2023 sepanjang kita punya pertanian bagus. Kita ini punya iklim alam bagus dan laut kita bagus. Lihat di Bali sudah bagus perhotelannya," terangnya.

2. Bukan resesi ditakuti, tapi demo

Ilustrasi unjuk rasa (IDN Times/Ilyas Mujib)

Wilianto pun memastikan, jika wisatawan mau berdatangan di Makassar atau Sulsel pada umumnya, maka keamanan harusnya ditingkatkan. Salah satu masalah yang menurutnya tidak membuat bisnis di bidang pariwisata meningkat karena aksi demo.

"Jujur ngomong, orang akan ke Makassar kalau tidak ada demo-demolah. Karena itu sering banyak demo itu orang akan takut ke Makassar. Biasa itu kalau ada demo orang batal datang ke acaranya untuk berkunjung, itu yang jadi ketakutan kami," ungkapnya.

Baca Juga: Ekonomi Sulsel Tumbuh 4,27 Persen di Triwulan I 2022

Berita Terkini Lainnya