TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jam Malam di Makassar Kurangi Potensi Penularan COVID-19

"Tapi (kasus) tidak bisa langsung tiba-tiba terjun bebas..."

Kadis PUTR Sulsel Rudy Djamaluddin. IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Kebijakan jam malam di Kota Makassar yang mulai diberlakukan sejak akhir Desember 2020 lalu belum signifikan dalam menurunkan kasus COVID-19. Itu diakui oleh Pj Wali Kota Rudy Djamaluddin.

Meski begitu, Rudy menganggap setidaknya pembatasan kegiatan masyarakat pada malam hari bisa mengurangi transmisi penularan COVID-19. Sebab aturan itu membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah.

"Pembatasan sampai jam 10 (malam) itu salah satu upaya kita untuk memperkecil potensi," kata Rudy, Rabu (3/2/2021).

Baca Juga: Suket Palsu di Makassar Catut Kop dan Stempel Lama Puskesmas

1. Protokol kesehatan tetap jadi kunci utama

Protokol kesehatan di pasar tradisional Makassar diperketat. Humas Pemkot Makassar

Rudy mengingatkan, ada dua kunci menyelesaikan pandemik COVID-19 selain vaksin. Pertama, pelaksanaan protokol kesehatan, sedangkan yang kedua adalah bagaimana memperkecil potensi penularan, termasuk dengan pembatasan aktivitas malam.

Menurut dia, kedua hal tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Protokol kesehatan berjalan dan potensi penularan juga diperkecil. 

"Biar kita perkecil potensi kalau protokol kesehatan orang di sini ada yang tidak pakai masker maka ini menjadi tidak bermanfaat," kata dia.

2. Kasus penularan cenderung stagnan

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski kasus tidak menurun, tapi Rudy tidak ingin menyebut pembatasan aktivitas malam itu tidak ada artinya. Sebab jika dibandingkan dengan bulan Desember 2020 lalu saat grafik penambahan kasus terus menanjak, saat ini grafik tidak lagi menanjak. 

"Artinya rata. Ini sebenarnya tinggal kita genjot lagi protokol kesehatannya," kata Rudy.

Menurut Rudy, alasan mengapa kasus tidak menurun karena kemampuan menemukan kasus positif COVID-19 masih kurang. Misalnya jika ada 5 orang yang positif, maka pemerintah hanya bisa menemukan 2 orang.

"Kalau ini tidak pakai protokol kesehatan, maka ini bisa menghasilkan 3 (orang) lagi," katanya.

Baca Juga: DPRD Makassar Minta Pemkot Gencarkan Sosialisasi Vaksin COVID-19

Berita Terkini Lainnya