Jadi Pj Wali Kota Makassar, Yusran Ditantang Tuntaskan COVID-19
Yusran Jusuf jadi Pj Wali Kota selama satu tahun ke depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Sulawesi Selatan Yusran Jusuf resmi menggantikan Iqbal Suhaeb sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, per Rabu (13/5).
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah melantik Yusran di Kantor Balai Kota, bersamaan dengan prosesi serah terima jabatan dari Pj Wali Kota sebelumnya, Iqbal Suhaeb. Seperti Iqbal, Yusran diberi masa jabatan selama satu tahun.
Pada upacara pelantikan, Nurdin menyampaikan terima kasih kepada Iqbal Suhaeb yang dianggap telah bekerja maksimal dan peduli selama masa pandemik COVID-19. Nurdin sekaligus mengucapkan selamat kepada Yusran.
"Di tengah-tengah keprihatinan kita semua menghadapi pandemik COVID-19, saya yakin dan percaya bahwa menjadi Pj saat ini bukan pekerjaan yang mudah. Di hadapan kita masalah terbentang luas," kata Nurdin Abdullah saat berpidato pada pelantikan yang disiarkan secara langsung, Rabu siang.
Baca Juga: Masa Menjabat Pj Wali Kota Makassar Berakhir, Iqbal Suhaeb PamitÂ
1. Gubernur sebut tiga tantangan yang dihadapi Yusran
Pada pidatonya, Nurdin menyebutkan tiga tantangan atau masalah yang harus dihadapi Yusran saat menjadi Pj Wali Kota. Yang pertama adalah soal COVID-19. Sebagai Pj Wali Kota yang dilantik di masa pandemik COVID-19, Yusran harus bisa memutus mata rantai penularan penyakit tersebut dan menyehatkan orang yang sudah sakit.
Kedua, masalah PHK besar-besaran. COVID-19 berimbas pada sektor ketenagakerjaan. Sudah ada ratusan perusahaan yang terpaksa harus tutup dan puluhan ribu karyawan terpaksa dirumahkan, bahkan ada yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ketiga, recovery atau pemulihan pasca COVID-19. Menurut Nurdin, tantangan inilah yang paling berat. Sebab di sisi lain negara juga tengah dalam kesulitan untuk anggaran. Sudah banyak anggaran pemerintah yang terpaksa dikorbankan demi penanganan COVID-19 sehingga sejumlah program strategis tidak bisa berjalan.
"Ada skema-skema yang harus kita pikirkan bersama. Oleh karena itu saya pikir ini adalah sebuah pekerjaan yang tidak ringan. Dibutuhkan sebuah kerja bersama," kata Nurdin.
Baca Juga: Dinkes Sulsel Ingatkan Rapid Test Tidak Memastikan Infeksi COVID-19