Emil Dardak Kenang Pengalaman Kerja di World Bank di Usia 17

Dari bekerja tanpa gaji hingga terjun ke dunia politik

Makassar, IDN Times - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak turut hadir dalam kegiatan Youth City Changers Rakernas APEKSI XVI di Tokka Tena Rata Kabupaten Maros, Senin (10/07/2023). Dalam agenda gala dinner, Emil berbagi cerita kepada delegasi pemuda Indonesia dan Singapura yang mengikuti agenda tersebut.

Dia berbagi pengalaman saat dirinya bekerja di World Bank ketika masih berusia 17 tahun. Dia mengaku rela bekerja tanpa digaji hingga keputusannya terjun ke dunia politik.

Motivasi Emil Dardak bergabung di World Bank karena ingin bekerja di bidang publik service atau layanan publik. Sebab menurutnya, bekerja tak mesti jadi PNS.

"Jadi bayangan saya waktu itu tidak harus menjadi PNS. Publik service itu bisa lewat lembaga Internasional, salah satunya yah Bank Dunia," kata Emil.

Baca Juga: Youth City Changers Buka Rangkaian Rakernas APEKSI XVI di Makassar

1. Bekerja di World Bank meski belum memenuhi persyaratan usia

Emil Dardak Kenang Pengalaman Kerja di World Bank di Usia 17Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. IDN Times/Margith Juita Damanik

Pada 2001, Emil nekat ke World Bank hanya untuk bisa bergabung. Kala itu, baru berusia 17 tahun sedangkan syarat untuk bekerja di World Bank minimal 21 tahun.

"17 tahun modal nekat, saya datang ke World Bank. Saya bilang saya tertarik kerja di sini bukan dalam konteks cari uang tapi pengalaman," kata Emil.

Diberi kepercayaan gabung di World Bank, Emil mengemban tugas penting yaitu Project Completion Report (PCR) atau laporan semua proyek yang sudah selesai.

"Saya analisa semua, akhirnya setelah mereka lihat kerjaan kita oke yah ada saja sumber rezeki yang datang. Kita diberikan kerjaan tanpa kontrak termasuk GIS atau Geograpihc Information System," katanya.

2. Masuk politik karena terinspirasi tokoh seperti Joko Widodo

Emil Dardak Kenang Pengalaman Kerja di World Bank di Usia 17Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, saat mengunjungi Bangsring Underwater. (Dok. Humas Banyuwangi)

Kemunculan Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga kini menjabat sebagai Presiden Indonesia membuka ketertarikan orang tentang kepala daerah. Hingga di tahun-tahun berikutnya muncul tokoh seperti Ridwan Kamil yang menjadi Wali Kota Bandung, Bima Arya Wali Kota Bogor, dan Moh Ramdhan Pomanto Wali Kota Makassar.

"Berurutan ada tokoh-tokoh luar biasa yang kemudian masuk. Jadi saya juga terinspirasi. Ternyata ada ruang bagi kita yang selama ini merasa tidak ada tempat di politik untuk mengabdi sebagai kepala daerah, sebagai bupati atau wali kota," kata Emil.

Pada 2015, Emil memutuskan maju dan menjadi Bupati Tranggalek. Lalu pada 2018, dia kembali mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Khofifah Indar Parawansa dan menjabat hingga saat ini.

"Itu tadi kisah saya yang jalurnya teknokrat kemudian tiba-tiba terjun ke politik. Jadi Kang Bima Arya punya ceritanya sendiri dan Pak Danny Pomanto punya ceritanya sendiri, tapi mereka berdua adalah inspirasi saya," kata Emil.

3. Emil Dardak sampaikan pentingnya pengalaman dan jejaring

Emil Dardak Kenang Pengalaman Kerja di World Bank di Usia 17Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak saat menyampaikan penjelasan tentang MJC di Bakorwil Kota Malang, Senin (2/12/2019). IDN Times/ Alfi Ramadana

Emil menyampaikan kepada para peserta Youth City Changers untuk lebih mengedepankan pengalaman. Jejaring juga tak kalah penting untuk dimiliki.

"Awal yang saya sampaikan tadi adalah saya punya pengalaman, punya tempat di dalam (World Bank). Intinya i need to get inside there, kenal sama orang-orangnya, dikasih kerjaan yang mereka akan pakai hasilnya. Setelah itu jalan saya kebuka," katanya.

Pada 2006 usai meraih gelar dari Universitas Asia Pasifik Ritsumeikan di Jepang, Emil melanjutkan karir di bidang energi sektor project baik di bidang infrastruktur, maupun finance. Sebagai seorang profesional, dia tak pernah berpikir menjadi kepala daerah hingga pada muncul tokoh-tokoh inspiratif seperti Jokowi, Ridwan Kamil, Bima Arya, hingga Danny Pomanto.

"Pak Jokowi maju di DKI pada 2012, itu fenomenal. Dulu kita tidak kepikiran maju kepala daerah karena agak beda antara politik pilkada dengan kita yang bekerja profesional," ungkapnya.

4. Danny Pomanto turut berbagi pengalaman jadi Wali Kota Makassar

Emil Dardak Kenang Pengalaman Kerja di World Bank di Usia 17Wali Kota Makassar Danny Pomanto. IDN Times/Sahrul Ramadan

Sementara itu, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto juga bercerita bahwa sebelum menjabat wali kota ia adalah seorang arsitek dan konsultan empat wali kota.

Saat menjadi konsultan wali kota, kata dia, hanya 30 persen ide yang bisa diimplementasikan sehingga tertarik maju menjadi kepala daerah. Harapannya, 100 persen ide yang dituangkan dapat diimplementasikan untuk kemajuan sebuah kota.

Dia mengibaratkan jika di luar politik hanya bisa menanam satu pohon maka jika masuk di dunia politik bisa menanam berjuta pohon untuk banyak orang.

"Sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Politik itu jalannya, karena secara masif dengan kebijakan membuat jariyah yang bisa kita tanam untuk rakyat," kata Danny.

Baca Juga: Rakernas APEKSI, Bima Arya Dorong Pemerintah Kota Aktif Berkolaborasi

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya