IDI Makassar: Pilkada 2020 Berpotensi Munculkan 10 Juta Kasus COVID-19
Berdasar hitungan positivity rate Indonesia 10 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar menyarankan agar Pilkada Serentak 2020 yang digelar di tengah pandemik COVID-19 ini diundur setidaknya sampai situasi kasus melandai. Sejak awal, IDI Makassar termasuk pihak yang sering mengingatkan soal munculnya klaster Pilkada 2020.
Namun faktanya, tahapan pilkada tetap dilaksanakan dengan alasan tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat. Di awal September 2020 lalu, IDI Makassar memberi peringatan keras kepada para bapaslon kepala daerah, KPU serta Bawaslu untuk mewaspadai klaster Pilkada 2020.
"Namun tetap KPU tidak bergeming malah kesannya melonggarkan dengan mengizinkan adanya keramaian pesta musik walau dengan catatan 100 orang. Tapi kenyataannya lautan massa yang hadir saat pendaftaran calon kepala daera," kata Humas IDI Makassar, dr Wachyudi Muchsin, melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Minggu (20/9/2020).
1. Ketua KPU sudah terpapar COVID-19
Sebagai informasi, Pilkada Serentak 2020 akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020. Tercatat sebanyak 270 daerah yang akan mengikuti kontestasi politik ini. Khusus di Sulsel ada 12 daerah.
Menurut Yudi -sapaannya- peringatan IDI ini sudah terbukti dengan adanya 60 bakal calon kepala daerah yang positif terpapar COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan swab.
"Belum lagi banyaknya komisioner KPU baik pusat serta daerah yang terpapar virus mematikan ini. Terakhir Ketua KPU Sulsel Faisal Amir terpapar, habis mendampingi Ketua KPU RI, Arief Budiman," kata Yudi.
Arief Budiman dinyatakan positif COVID-19 hanya berselang tiga hari setelah kunjungannya ke Makassar pada 15 September lalu. Dia dinyatakan positif pada 18 September. Lalu Faisal Amir dinyatakan positif pada 19 September.
Baca Juga: IDI Sebut Rencana New Normal Pemkot Makassar Tidak Jelas
Baca Juga: IDI Makassar Kritik Gubernur soal Pola Penanganan Pasien COVID-19