Diisolasi, Eks Rektor Unhas Curhat Minimnya APD di Rumah Sakit Rujukan
Dia bercerita pengalaman enam hari menjalani isolasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Hampir sepekan menjalani isolasi sebagai pasien positif COVID-19, mantan Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Idrus Paturusi mengabarkan kondisi terbarunya, Selasa (31/3). Dia menceritakan pengalamannya dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Unhas.
Dalam unggahan status di akun Facebook, Prof. Idrus menceritakan betapa sulitnya petugas-petugas medis yang bertugas di garis depan menangani pasien terkait virus corona. Ia menyaksikan sendiri masalah kurangnya alat pelindung diri (APD) bagi dokter maupun perawat, seperti yang banyak dikeluhkan di mana-mana.
Baca Juga: Jalani Isolasi, Prof. Idrus: Mari Bekerja dan Melayani dengan Ikhlas
1. Sempat tidak ada petugas di ruang isolasi karena APD kosong
Prof. Idrus bercerita bahwa pada Senin (30/3) malam, seorang petugas mengatakan kepadanya bahwa tak ada orang yang bertugas di ruang isolasi. Penyebabnya adalah stok APD yang kosong.
Idrus menyebut bahwa situasi ini sangat berbahaya, terlebih jika petugas hendak mendekati seorang pasien berstatus PDP atau terkonfirmasi positif COVID-19.
"Mereka menyampaikan bahwa 'Maaf, Prof. Petugas malam ini tidak ada, tapi mereka akan jaga di luar.' Namun seandainya ada pasien yang gawat, tentu akan sangat sulit," dia menulis.
Beruntung, situasi tersebut bisa cepat teratasi hanya beberapa jam. "Alhamdulillah dengan susah payah pimpinan RS dapat mengatasinya dan mereka baru bisa masuk bertugas pada pukul 21.30," Idrus melanjutkan.
Baca Juga: Jangan Biarkan Garda Depan Penanganan Virus Corona Merana karena APD