Pemkot Makassar Tetap Pakai GeNose karena Lebih Murah
GeNose jadi alat skrining awal untuk deteksi COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times – Pemerintah Kota Makassar tetap menggunakan perangkat GeNose C19 sebagai salah satu metode mendeteksi COVID-19. Meski di saat yang sama, sejumlah daerah sudah berhenti menggunakan alat itu karena hasilnya dianggap tidak efektif.
"Keputusan Pemkot Makassar tetap menggunakan GeNose untuk mendeteksi COVID-19 pada seseorang, karena alasan anggaran," kata Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, dikutip dari Antara, Selasa (6/7/2021).
Baca Juga: Tes GeNose C-19 Masih Jadi Syarat Perjalanan di Makassar
1. Danny bandingkan anggaran GeNose dengan tes swab PCR dan Antigen
Danny menyebut penggunaan GeNose bisa lebih menghemat anggaran. Dia membandingkannya dengan penggunaan rapid test antigen maupun tes swab RT-PCR.
Dengan GeNose, pemerintah bisa mengadakan alat lebih banyak. Jika semua deteksi COVID-19 memakai antigen, dikhawatirkan anggaran pemerintah tidak mencukupi. Sebagai gambaran, Danny menyebut harga GeNose di pasaran hanya Rp30 ribu, sementara untuk rapid test antigen dan PCR bisa menghabiskan anggaran Rp150 ribu hingga Rp 1 juta untuk sekali tes.
"Bayangkan, bedanya harga antara GeNose, antigen, dan PCR," katanya.
Baca Juga: Syarat Perjalanan di Masa PPKM Darurat, Genose Tak Berlaku Lagi