Menlu Retno Marsudi Ajari Mahasiswa Makassar Jadi Diplomat
Isu Palestina serta sandera Abu Sayyaf turut dibahas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara di hadapan mahasiswa dalam kuliah umum di Universitas Hasanudin, Makassar, Sabtu (23/2). Agenda itu merupakan rangkaian dari kegiatan Diplomacy Festival (Diplofest) yang digelar selama dua hari di Makassar, sejak Jumat (22/2).
Retno menjelaskan seputar pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Dia juga terlibat diskusi dengan para mahasiswa, terkait berbagai capaian dan informasi tentang diplomat Indonesia di panggung internasional.
“Intinya kita mendekatkan jarak antara diplomasi Indonesia dengan masyarakat, berbagi ilmu. Tentunya juga mendapatkan masukan balik tentang apa yang dapat diperbaiki,” kata Retno.
Diplofest di Makassar digelar dengan berbagai kegiatan seputar diplomasi. Pada hari pertama, lima pejabat eselon satu Kementerian Luar Negeri (Kemlu) membawakan kuliah umum secara serentak di perguruan tinggi berbeda. Di hari puncak, beragam kegiatan disiapkan agar mahasiswa bisa menyelami dunia diplomasi.
Baca Juga: Festival Diplomasi 2019 Berlangsung di Makassar
1. Mahasiswa merasakan pengalaman ikut sidang PBB
Makassar merupakan kota kelima tuan rumah Diplofest. Sebelumnya ajang yang sama digelar di Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan Padang. Menlu Retno menjelaskan, festival ini digelar karena selama ini dunia diplomasi cenderung masih asing. Masyarakat kebanyakan tidak paham dengan apa yang dilakukan diplomat Indonesia untuk memperjuangkan bangsa.
Dalam Diplofest, mahasiswa diajak terjun langsung merasakan pengalaman menjadi diplomat. Di antaranya melalui simulasi sidang Dewan Keamanan PBB, bernegosiasi dengan wakil negara lain dalam simulasi sidang bilateral, atau berlatih berbicara di depan publik. Kemlu juga berbagi ilmu keprotokolan, sehingga mahasiswa bisa mempersiapkan diri dalam menerima tamu penting.
“Dengan harapan, masyarakat atau mahasiswa bisa mendapakan pemahaman dari para pelaku diplomasi, dan dapat ditularkan ke luar,” ujar Retno.
Baca Juga: 1.500 Lahan Tanah Bekas Asing di Makassar Belum Diganti Rugi