TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KPUD Ramai-ramai Pelajari Kemenangan Kolom Kosong di Pilkada Makassar

KPU Makassar sudah menerima 32 kunjungan sejak Oktober 2019

KPU Kota Makassar menerima kunjungan studi banding rombongan KPU Kota Semarang, Selasa (21/1). Dok. IDN Times/Istimewa

Makassar, IDN Times - Pengalaman KPU Kota Makassar menyelenggarakan pemilihan wali kota tahun 2018 jadi bahan studi banding bagi penyelenggara Pemilu di daerah lain. KPUD dari berbagai daerah ramai-ramai datang ke Makassar untuk belajar.

Pilkada Makassar 2018 tercatat dalam sejarah dengan kemenangan kolom kosong. Saat itu pasangan calon tunggal tidak bisa meraih suara mayoritas pemilih, sehingga pilkada diulang ke tahun 2020.

“Kemenangan kolom kosong melawan calon tunggal pada Pilwali Makassar 2018 memang menarik perhatian seluruh wilayah Indonesia, terutama di kalangan para penyelenggara,” kata Anggota KPU Makassar Endang Sari kepada IDN Times, Rabu (22/1).

1. Sudah 32 kali KPU Makassar menerima kunjungan dari daerah lain

Komisioner KPU Makassar Endang Sari (dua dari kiri). IDN Times/Aan Pranata

Jelang Pilkada 2020, Endang mengungkapkan, pihaknya banyak menerima kunjungan dari KPU dari berbagai wilayah Indonesia. Sejak Oktober 2019 hingga Januari 2020, tercatat ada 32 kunjungan dari KPU kabupaten maupun kota.

Kunjungan terakhir adalah rombongan KPU Kota Semarang, pada Selasa (21/1). Dalam kunjungan itu kedua pihak mendiskusikan mengenai persoalan Pilkada Makassar pada tahun 2018 lalu.

“Pilwali 2018 memang selalu menjadi objek yang menarik untuk diperbincangkan, apalagi menjelang Pilkada serentak 2020,” ucap Endang.

Baca Juga: Rekrut Panitia Pilkada, KPU Makassar Utamakan yang Melek IT

2. KPU Makassar berbagi strategi penyelenggaraan pilkada

(IDN Times/Arief Rahmat)

Endang menerangkan, Pilkada Makassar 2018 menjadi tantangan tersendiri bagi KPU. Sebab saat itu pemilihan diikuti oleh pasangan calon tunggal, yang jarang terjadi sebelumnya. Apalagi belakangan, pasangan calon gagal menang.

KPU dari daerah lain, kata Endang, umumnya membandingkan penyelenggaraan pilkada di tempat asalnya dengan di Makassar. Sebaliknya, KPU Makassar pun bisa memperluas pandangan dengan pengalaman yang didapat penyelenggara di daerah lain.

“Yang mereka gali, umumnya terkait kesiapan menghadapi pemilihan serentak. Bagaimana strategi sosialisasi, tantangan mengelola daftar pemilih tetap yang besar, dan lain-lain,” ujarnya.

Baca Juga: Pertama Kali, Makassar Siap Gunakan e-Rekap di Pilkada

Berita Terkini Lainnya