TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi Tersangka, Ini Kesaksian Nakhoda KM Ladang Pertiwi

Kapal disebut tiba-tiba mati di tengah cuaca buruk

Anggota TNI AL mengevakuasi korban selamat dari tenggelamnya KM Ladang Pertiwi Dua di Selat Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (29/5/2022). (ANTARA FOTO/ho-BASARNAS/ABHE)

Makassar, IDN Times - Penyidik Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan menetapkan dua tersangka pada kasus tenggelamnya kapal motor (KM) Ladang Pertiwi di perairan Selat Makassar. Masing-masing pemilik kapal bernama Haji Saifil dan nakhoda Supriadi.

KM Ladang Pertiwi tenggelam dalam pelayarannya dari Pelabuhan Paotere Makassar, Kamis (26/5/2022). Kapal menuju Pulau Pamantauang dan sejumlah pulau di Kepulauan Pangkep. 

Supriadi sempat menceritakan kronologis kejadian detik-detik kapal kayu yang dikendalikannya tenggelam. Dia mengatakan kapal itu dihempas gelombang tinggi di laut lepas di tengah cuaca buruk. Padahal saat berangkat dari Pelabuhan Paotere pada Rabu (25/5/2022), cuaca bagus.

"Saat berangkat hari Rabu (25/5) cuaca teduh dan laut tenang sampai di Butung-butungan, dilewati Kalukuang," kata Supriadi dikutip Antara pada konferensi pers di atas KN SAR Kamajaya, Pelabuhan Peti Kemas, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga: Pemilik dan Nakhoda KM Ladang Pertiwi 2 yang Karam Jadi Tersangka

1. Cuaca mendadak berubah di tengah laut

Nakhoda KM Ladang Pertiwi 2, Supriadi (tengah) saat konferensi pers di KM SAR Tamajaya terkait kasus tenggelamnya kapal. Dahrul Amri/IDN Times Sulsel

Supriadi menceritakan, selang beberapa lama melewati area Kalukuang dan mendekati Pulau Pamantauang, cuaca mulai berubah secara drastis. Angin kencang mulai menerpa kapalnya sehingga oleng. Saat itu mesin kapal langsung mati.

"Waktu itu sekitar delapan mil dari Pemantauan, baru kencang angin, tiba-tiba mati mesin. pompa (pengisap) mati, jadi tidak bisa hidup. Baku lawan (tabrakan) ombak di sampingnya (kapal),"beber pria yang kini berumur 40 tahun itu.

2. Penumpang menyelamatkan diri dengan gabus dan tripleks

Pencarian korban KM Ladang Pertiwi via udara di perairan Selat Makassar, Minggu (29/5/2022). Basarnas Makassar

Ketika kapalnya mulai oleng dihantam ombak dan tidak stabil, Supriadi memerintahkan Anak Buah Kapal (ABK) bersama penumpang kapal segera bergegas mengambil peralatan penyelamatan.

"Saat kapal mau tenggelam, saya berteriak ke ABK dan penumpang, kasih sedia alat pelampung, gabus, dan tripleks," ucapnya mengenang kejadian itu.

Karena cuaca tak kunjung bersahabat, ombak pun semakin meninggi, kapal akhirnya karam. Penumpang yang ada berusaha menyelamatkan keluarganya.

Saat ditanyakan berapa jumlah pasti penumpang yang ikut di kapalnya, ia memperkirakan sekitar 31 orang. Tetapi, data dari pihak aparat desa setempat menyebut sebanyak 51 orang yang belum kembali ke pulau.

"Karena biasa itu penumpang ikut satu tapi ada empat orang yang menyusul," tutur Supriadi.

Baca Juga: KM Ladang Pertiwi yang Tenggelam Tidak Punya Izin Berlayar

Berita Terkini Lainnya