TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BMKG: Sulsel Masih Dilanda Hujan Lebat Sepekan ke Depan

Hujan lebat dapat disertai angin kencang serta kilat/petir

Ilustrasi - Ruang pengamatan cuaca BMKG (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Makassar, IDN Times - Sejumlah wilayah Sulawesi Selatan masih akan dilanda hujan lebat sepekan ke depan. Demikian peringatan dini cuaca tujuh harian yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat (17/2/2023).

Menurut prakiraan cuaca yang diperbarui Kamis petang (16/2/2023), BMKG cuaca ekstrem dapat terjadi di wilayah Sulsel pada 17 hingga 23 Februari 2023. Diperkirakan hujan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai angin kencang dan petir/kilat.

Baca Juga: Nasib Warga Pulau Kecil di Makassar Terdampak Cuaca Ekstrem

1. Daftar daerah dengan potensi hujan lebat tujuh hari ke depan

ilustrasi musim hujan (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar membagi peringatan dini cuaca sepekan ke depan dalam dua kelompok waktu. Pada tanggal 17-19 Februari, diperkirakan hujan lebat terjadi di sebelas kabupaten/kota.

"Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar,  dan Luwu Utara," bunyi peringatan dini yang diteken Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet.

Berikutnya, pada tanggal 20-23 Februari hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang diperkirakan turun di 12 kabupaten/kota. Daerah itu adalah Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Bulukumba, Bantaeng, Luwu, Luwu Timur, dan Luwu Utara.

"Wilayah yang berpotensi angin kencang adalah pesisir barat dan selatan Sulawesi Selatan," demikian prakiraan BMKG.

2. Penyebab curah hujan tinggi dan angin kencang di Sulsel

Ilustrasi angin kencang (IDN Times/Sukma Sakti)

Prakiraan dini cuaca tujuh harian disertai penjelasan soal penyebab tingginya curah hujan di Sulsel sepekan ke depan. Dijelaskan bahwa terdapat wilayah konvergensi di kawasan Sulsel yang menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di kawasan barat dan selatan. Labilitas lokal yang kuat mendukung proses konvektif.

Di saat bersamaan, bibit siklon tropis 91 P dengan kecepatan angin maksimum 25 knot berada di Teluk Carpentaria, Australia bagian utara. Sistem ini menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah Sulsel.

"Suhu muka laut di wilayah Sulawesi Selatan dengan anomali +1,0 derajat Celcius hingga +3 derajat Celcius meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) dan potensi hujan, khususnya bagian barat dan selatan," penjelasan BMKG.

Baca Juga: Danny Pomanto Bantah Reklamasi CPI Picu Banjir Besar di Makassar

Berita Terkini Lainnya