Kenangan Makanan Kegemaran Habibie, Putu Pesse hingga Sanggara Bandang

Sebagian sudah jarang ditemui di pasaran

Makassar, IDN Times - Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal dengan nama BJ Habibie meninggal dunia di Jakarta, Rabu (11/9) malam. Kepergian Bapak Demokrasi meninggalkan banyak kenangan bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.

Sejumlah orang dekat Habibie pernah mengisahkan beragam kisah hidup pria kelahiran Parepare itu semasa hidup. Dari seabrek cerita, pengalaman tentang makanan kegemarannya termasuk yang jarang diketahui orang banyak.

1. Ada tiga kue tradisional Bugis-Makassar yang jadi favorit

Kenangan Makanan Kegemaran Habibie, Putu Pesse hingga Sanggara BandangIDN Times/Rahmat Arief

Soal ini pernah dituliskan sahabat dekat Habibie asal kota kelahirannya, Parepare, Sulawesi Selatan, Andi Makmur Makka. Makmur merupakan penulis dan editor 46 judul buku tentang Habibie sejak tahun 1978 hingga 2018.

"Kecuali menu makanan sehari-hari, makanan tradisional Bugis-Makassar yang disenangi ya barongko, putu pesse, dan sanggara bandang," demikian ditulis Andi Makka dalam buku Habibie: Totalitas Sang Teknosof (2010: halaman 12).

Baca Juga: Habibie Wafat, Wali Kota Makassar: Kita Kehilangan Bapak Teknologi

Baca Juga: Potret Muda BJ Habibie, si Genius di Bidang Teknologi

2. Ainun pernah dibuat heran gara-gara putu pesse

Kenangan Makanan Kegemaran Habibie, Putu Pesse hingga Sanggara BandangPerpusnas.go.id

Tiga makanan yang disebutkan di atas akrab di lidah masyarakat Sulsel. Barongko terbuat dari pisang bercampur santan yang dicacah sampai lumat. Bahan itu dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus hingga matang.

Putu pesse Merupakan penganan berbahan beras yang digoreng kemudian ditumbuk halus. Biasanya ditambahkan gula enau dan dimasukkan dalam cetakan sebesar sendok. Makanan ini sudah mulai langka, kecuali jika ada momen khusus seperti pernikahan, sunatan, atau khatam Alquran.

Andi Makka menceritakan, Habibie pernah mendapatkan putu pesse di Jakarta lalu meminta sang istri, Ainun untuk mencobanya. Namun respons Ainun hanya komentar ringan penuh keheranan. "Apa enaknya?"

Mendengar komentar Ainun, Habibie pun memberi pembenaran. "Memang benar apa yang dikatakan Ibu Ainun, karena makanan itu belum pernah dicicipinya selama hidupnya. Berbeda dengan saya, bagi saya kue itu terasa enak sekali. Ternyata, apa saja yang dirasakan dan dialami manusia pada masa kecilnya akan terasa indah dan dikenang sampai tua. Demikian pula saya dengan kue Bugis itu."

3. Sanggara bandang yang tidak pernah senikmat masa lalu

Kenangan Makanan Kegemaran Habibie, Putu Pesse hingga Sanggara BandangANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pada buku yang sama, Andi Makka mengungkapkan kesukaan Habibie kepada sanggara bandang. Ini juga kue tradisional Bugis-Makassar yang populer pada masa lampau, di desa-desa. Dibuat dari bahan terigu dan tepung beras yang dicampur dan dibentuk persegi empat panjang.

Di tengah bahan diisikan pisang rebus, jenis gepok atau raja, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus. Keahlian pemasak akan membuat sanggara bandang manis, tidak berair atau keras.

Suatu waktu, Habibie dalam perjalanan ke Parepare untuk meresmikan Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, pernah tiba-tiba bertanya kepada Wali Kota Parepare Taufan Pauwe. "Apakah sekarang masih ada kue Bugis sanggara bandang?"

Wali Kota Parepare, saat itu, meminta tukang masak untuk membuatkan. Sebab sanggara bandang tidak lagi banyak dijual di pasar. Namun hasilnya tidak memuaskan.

"Mungkin koki pemasaknya tidak mewarisi keahlian membuat sanggara bandang," tulis Andi Makka.

"Kue itu tidak terasa seperti nikmatnya sanggara bandang masa lalu."

Baca Juga: Sarat Memori, Ini Lima Bangunan Ikon BJ Habibie di Kota Parepare

Baca Juga: Pemikiran dan Gagasan BJ Habibie Demi Indonesia yang Lebih Baik

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya