SMK Unjuk Inovasi Digital dan Ketahanan Pangan di Gelar Karya KPTK 2025

- Gelar Karya KPTK 2025 menampilkan karya guru SMK dari berbagai daerah sebagai tindak lanjut pelatihan peningkatan keterampilan.
- 35 stan pameran menampilkan hasil karya peserta pelatihan, memperkenalkan literasi bahari dan teknologi terapan kepada 10 ribu siswa.
- BPPMPV KPTK memberikan pelatihan kompetensi kepada 939 peserta, menunjukkan inovasi pendidikan vokasi dan kolaborasi industri untuk ketahanan pangan.
Makassar, IDN Times - Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) menggelar ekspose produk melalui Gelar Karya KPTK 2025. Gelar Karya KPTK 2025 digelar di kawasan Balai, di Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada 5 dan 6 Desember 2025.
Kegiatan dibuka oleh Tatang Muttaqin, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jumat (5/12/2025). Mengusung tema “Memperkuat Transformasi Digital dan Ketahanan Pangan”, Gelar Karya KPTK 2025 menampilkan karya inovasi para peserta pelatihan peningkatan dan penyesuaian keterampilan guru kejuruan SMK dari berbagai daerah.
1. Perkuat literasi bahari dan teknologi terapan

Gelar Karya KPTK tahun ini merupakan penyelenggaraan kali ketiga dan menjadi ruang bagi guru SMK untuk menunjukkan tindak lanjut hasil pelatihan yang mereka ikuti sepanjang 2025. Kepala BPPMPV KPTK, Lismanto, menjelaskan bahwa seluruh karya yang ditampilkan merupakan produk pengembangan dari program upskilling dan reskilling berbasis industri yang dilaksanakan balai.
“Ini gelar karya BPPMPV KPTK. Diselenggarakan di balai ini, ini tahun ketiga. Kami menampilkan lulusan upskilling dan reskilling guru kejuruan di SMK untuk menampilkan tindak lanjut hasil pelatihan,” ujarnya.
Lismanto menyebut, tahun ini terdapat 35 stan pameran yang menampilkan hasil karya dari peserta pelatihan. Ia menegaskan bahwa gelar karya merupakan bentuk akuntabilitas dari pelatihan yang dilakukan sepanjang tahun.
“Kenapa ini kami lakukan? Kami ingin menunjukkan pelatihan yang kami laksanakan ada tindak lanjutnya. Sehingga yang dikembangkan di sekolahnya masing-masing bisa ditampilkan di sini,” jelasnya.
Gelar Karya KPTK 2025 diperkirakan dikunjungi sekitar 10 ribu siswa, mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMK. Lismanto menyebut bahwa kegiatan ini penting untuk memperkenalkan literasi bahari, terutama bagi siswa di Sulawesi Selatan yang memiliki karakter kuat di bidang kelautan.
“Gelar karya akan dikunjungi 10 ribu siswa-siswi SMK. Ada juga PAUD, SD, dan SMP. Kami ingin mengenalkan anak-anak terkait literasi bahari, atau kecintaannya terhadap perikanan. Sulsel ini kan cirinya bidang kelautan,” tuturnya.
2. Wujud inovasi pendidikan vokasi dan kolaborasi industri

Sepanjang 2025, BPPMPV KPTK telah memberikan pelatihan kompetensi kepada 939 peserta, melebihi target 749 orang. Peserta tersebut terdiri atas guru kejuruan, kepala sekolah, pengawas, serta instruktur dari lembaga kursus dan pelatihan. Produk dan karya hasil pelatihan inilah yang ditampilkan dalam Gelar Karya KPTK 2025 sebagai bukti peningkatan kompetensi dan implementasi pembelajaran kejuruan yang relevan dengan dunia kerja.
Melalui kegiatan ini, balai ingin memastikan bahwa pelatihan tidak berhenti pada peningkatan kapasitas, tetapi berlanjut pada integrasi sarana-prasarana dan praktik nyata di sekolah. Pengembangan teaching factory juga didorong untuk mendukung pembelajaran praktik yang berkelanjutan dan membuka peluang unit produksi sekolah sebagai ruang magang internal bagi siswa.
Selain pameran, BPPMPV KPTK menyiapkan sejumlah venue, termasuk ruang literasi bahari yang berisi informasi kebaharian secara visual dan digital. Lismanto menjelaskan bahwa integrasi teknologi informasi kini diarahkan menjadi terapan di bidang kelautan dan perikanan.
“Kami mengharapkan masyarakat di Sulsel melalui siswa SMK mulai tergeliat, membangun daerah dari sisi kelautan dan perikanan. TIK diintegrasikan dengan itu. Bukan TIK murni lagi, tapi terapan,” katanya. Ia mencontohkan berbagai inovasi seperti digitalisasi pemantauan dasar laut hingga autonomous electric boat untuk mengamati kehidupan bawah laut.
3. Dirjen Vokasi: KPTK punya peran penting untuk ketahanan pangan

Dalam sambutannya saat pembukaan, Dirjen Tatang Muttaqin menegaskan pentingnya sektor kelautan dan perikanan sebagai fondasi ketahanan pangan nasional. Ia menekankan bahwa pendidikan kejuruan memiliki mandat khusus dalam menyiapkan peserta didik dengan kemampuan spesifik, termasuk di bidang KPTK.
Menurutnya, potensi kelautan Indonesia sangat luas, mulai dari industri, perikanan, kerajinan, hingga pariwisata, dan harus dikelola untuk kemakmuran bersama. “Sesuai undang-undang, bahwa pendidikan kejuruan bertujuan menyiapkan peserta didik bisa bekerja dengan kemampuan spesifik. Salah satunya bidang KPTK,” jelasnya.
Gelar karya ini, lanjutnya, memberikan gambaran konkret tentang bagaimana hasil pelatihan dapat menjadi media pembelajaran bagi publik. Tatang menyebut bahwa gelar karya juga menjadi wahana penting untuk melihat perkembangan terbaru di sektor kelautan dan perikanan.
“Ini menunjukkan kinerja dan akuntabilitas dalam peningkatan kompetensi. Kedua, bagaimana mengekspos apa yang dilakukan di pelatihan itu. Dan ketiga bagaimana melihat wawasan perkembangan terbaru di bidang kelautan dan perikanan,” paparnya.
Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi wilayah timur Indonesia dalam peningkatan kualitas pembelajaran vokasi. Karena itu, kolaborasi antara sekolah dan industri menjadi semakin krusial.
“Ini bagian dari proses bagaimana upskilling dan reskilling dilakukan untuk para guru SMK, kemudian praktik-praktik kolaborasi dengan dunia industri. Hasil-hasilnya ditampilkan saat ini, untuk menunjukkan ada peningkatan keterampilan dan penyesuaian,” ujarnya.
Ia berharap implementasi hasil pelatihan dapat meningkatkan relevansi pembelajaran dan membuat lulusan SMK semakin siap untuk magang maupun memasuki dunia kerja.

















