Ratusan Warga Gowa Deklarasi Damai, Bupati Ingatkan Revolusi Prancis

- Bupati Gowa mengajak warga jaga kampung halaman dan menjaga keamanan serta ketertiban di daerahnya.
- Pesan untuk menjaga Gowa sebagai kota bersejarah dan menjadi benteng utama dalam menjaga daerah.
- Husniah menyinggung Revolusi Prancis tahun 1789 sebagai pelajaran sejarah tentang persoalan kesenjangan.
Makassar IDN Times - Ratusan warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menggelar deklarasi menolak demonstrasi yang menyulut kericuhan. Kegiatan ini digelar di alun-alun ruang terbuka hijau (RTH) Lapangan Sultan Hasanuddin, Jalan To Manurung, Sungguminasa, Selasa (2/9/2025)
Acara ini dimulai sekitar pukul 16.00 WITA dengan dihadiri oleh berbagai organisasi masyarakat (Ormas) dan perwakilan ojek online (Ojol) serta perwakilan dari berbagai partai politik.
1. Bupati Gowa ajak warga jaga kampung halaman

Bupati Gowa, Husniah Talenrang mengatakan deklarasi Gowa Damai ini dibuat dengan tujuan membangun kekompakan kebersamaan seluruh masyarakat Gowa, menjaga kampung halaman.
"Kita turut perhatikan dengan apa yang terjadi di Jakarta, di Makassar serta di daerah-daerah lain di Indonesia, karena itu, mari bersama-sama menjaga Gowa, tidak melakukan aksi anarkis," ujarHusniah Talenrang kepada awak media.
Ia mengingatkan masyarakat agar menjaga keamanan dan ketertiban di daerahnya. Menurutnya, gejolak yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia belakangan ini disebabkan oleh persoalan kesenjangan.
"Jadi persoalan kesejahteraan, pemerintah-pemerintah Kabupaten Gowa akan melaksanakan program program kesejahteraan masyarakat. Itu adalah salah satu cara kami untuk mengatasi masalah kesenjangan," ujarnya.
2. Pesan menjaga Gowa sebagai kota bersejarah

Adik kandung Asisten Utama Operasi (Astamaops) Kapolri, Komjen Pol Fadil Imran ini sangat berharap dengan deklarasi ini, masyarakat bisa menjaga daerah yang dijuluki Gowa Bersejarah atau Butta PatturioloangĀ ini.
"Tidak sepenuhnya bisa berharap 100 persen kepada TNI dan Polri. Yang bisa menjaga Gowa adalah masyarakat itu sendiri," katanya.
Husniah juga berpesan agar masyarakat menjadi benteng utama dalam menjaga daerah. "Jangan sampai terjadi seperti di Makassar, ada penjarahan, pengrusakan, bahkan pembakaran," katanya.
Ia menambahkan, Gowa sebagai daerah bersejarah harus dijaga sesuai pesan leluhur. "Kita ingin agar anak cucu kita kelak bisa mendengar cerita baik tentang Gowa hari ini," tandasnya.
3. Belajar dari revolusi Prancis

Dalam kesempatan itu, Husniah kembali menyinggung Revolusi Prancis tahun 1789 sebagai pelajaran sejarah. Ia menyebut, revolusi itu dipicu oleh tingginya pajak yang dibebankan kepada rakyat kecil oleh penguasa monarki absolut.
"Apa yang terjadi di beberapa daerah akhir-akhir ini juga persoalan kesenjangan. Kita harus belajar dari sejarah dunia, bahwa ketidakadilan bisa memicu gejolak besar," kata Husniah.