Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar: Berawal 2010 di Jalan Sunu

- Polisi tangkap 17 tersangka sindikat uang palsu di Makassar, produksi dimulai sejak 2010
- Proses produksi sempat terhenti beberapa tahun, dilanjutkan lagi pada 2022 dengan pembelian alat cetak dan kertas dari Cina
- Produksi uang palsu dilakukan di dua lokasi, Jl Sunu dan Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, bekerja sama dengan kepala perpustakaan UIN Makassar
Makassar, IDN Times - Polisi telah menangkap 17 orang tersangka sindikat uang palsu yang diproduksi di kampus Universitas Negeri Islam (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka melakukan aksinya sejak 2010.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengungkapkan, dimulai sejak 2010 aksi para pelaku mencetak uang palsu kemudian berlanjut beberapa tahun setelahnya.
"Dari hasil interogasi pertama, timeline pembuatan uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, sudah lama ini, terus kemudian 2011 sampai 2012," kata Yudhiawan saat konferensi pers pengungkapan kasus di Kantor Polres Gowa, Kamis (19/12/2024).
1. Sempat terhenti

Yudhi menjelaskan, proses produksi uang palsu para tersangka sempat terhenti beberapa tahun, kemudian lanjut lagi 2022.
"Kemudian sampai Juni 2022 ini kembali lagi untuk merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi, rencananya pembuatan ini dari 2022 kalau 2010 masih taraf pengenalan," ujarnya.
Oktober 2022, kata Yudhi, pelaku sudah membeli alat cetak dan pemesanan kertas dari Cina. Kemudian bulan Mei 2024 kemarin mereka sudah mulai produksi uang palsu.
"Sekitar Juni sudah ketemu di antara mereka, kemudian ada saling kerja sama di antara mereka untuk proses pembuatan dan diviralkan melalui group WhatsApp , jadi ditawarkan di group," bebernya.
2. Produksi uang palsu di UIN Makassar

Lebih lanjut dijelaskan, produksi uang palsu ini dilakukan di dua lokasi, pertama di Jl Sunu dan kedua di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulsel, yang bekerja sama dengan kepala perpustakaan UIN Makassar, Andi Ibrahim.
"Sekitar bulan September 2024 berkomunikasi dengan AI (Andi Ibrahim) untuk mengangkut peralatan untuk membuat uang palsu di TKP berikutnya (perpustakaan UIN Alauddin Makassar)," tukasnya.
3. Produksi sempat terhenti

Yudhi mengatakan, para pelaku sudah mulai memproduksi uang palsu ratusan juta rupiah pada November 2024. Namun pabrik uang palsu tersebut sempat berhenti setelah para pelaku mengetahui polisi sementara menyelidiki kasus peredaran uang palsu ini.
"Kemudian minggu kedua November 2024 ini sudah mulai penyerahan uang palsu senilai Rp150 juta, juga ada menyerahkan uang palsu Rp250 juta dan terakhir sebelum ditangkap menyerahkan uang palsu Rp200 juta, dan menghentikan aktivitas karena mereka sempat tahu polisi melakukan penyelidikan akhir November 2024," tandasnya.