Nilai Tukar Petani Sulsel Naik 0,92% di Agustus 2025

MAKASSAR, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2025 mencapai 122,44 atau naik 0,92 persen dibanding bulan sebelumnya yang berada di angka 121,33. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani.
Selain itu, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) juga mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen menjadi 127,87. Secara umum, capaian ini menunjukkan adanya penguatan daya beli petani di Sulawesi Selatan, meski tidak semua subsektor mengalami kenaikan.
1. Kenaikan NTP didukung tanaman pangan dan hortikultura

Kenaikan NTP Agustus 2025 didorong oleh subsektor tanaman pangan dan hortikultura. NTP tanaman pangan tercatat sebesar 112,53, naik 1,48 persen dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani tanaman pangan naik 1,81 persen, lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar yang hanya naik 0,33 persen.
Subsektor hortikultura juga mengalami peningkatan signifikan dengan NTP mencapai 136,76 atau naik 2,44 persen. Hal ini dipengaruhi kenaikan harga pada kelompok sayur-sayuran sebesar 3,30 persen, meski harga buah-buahan dan tanaman obat-obatan mengalami penurunan.
2. Perkebunan rakyat dan perikanan ikut menguat

Subsektor perkebunan rakyat mencatat kenaikan tipis dengan NTP sebesar 159,67, naik 0,02 persen dari bulan sebelumnya. Peningkatan kecil ini dipengaruhi oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,43 persen, yang sedikit lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar sebesar 0,41 persen.
Perikanan juga memperlihatkan tren positif. NTP subsektor ini mencapai 113,59, naik 0,45 persen. Kenaikan terjadi baik pada perikanan tangkap maupun budidaya, masing-masing naik 0,45 persen dan 0,66 persen. Kondisi ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan petani nelayan meskipun biaya konsumsi rumah tangga juga naik.
3. Peternakan jadi satu-satunya subsektor yang turun

Berbeda dengan subsektor lain, peternakan mengalami penurunan NTP menjadi 107,33 atau turun 0,58 persen dibanding Juli 2025. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani peternakan turun 0,05 persen, sementara indeks harga yang dibayar naik 0,54 persen.
Turunnya harga pada kelompok ternak besar (0,50 persen) dan ternak kecil (0,01 persen) menjadi penyebab utama penurunan. Meski harga unggas dan hasil-hasil ternak sempat naik tipis, hal itu tidak cukup menahan penurunan daya tukar petani di subsektor ini.