Nasib Miris Atlet Sulsel, Sumbang Medali di PON XXI namun Bonus Tak Kunjung Dibayarkan

- Atlet Sulsel terjebak utang karena bonus PON XXI tak kunjung dibayarkan, membuat rencana pribadi tertunda.
- Nadya Baharuddin dan Nur Rizka Fauziah menunda pernikahan dan mengalami utang piutang akibat bonus yang belum cair.
- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan baru menganggarkan Rp6,7 miliar untuk bonus atlet dan pelatih, sisanya akan dibahas dalam APBD Perubahan.
Makassar, IDN Times - Nasib para atlet Sulawesi Selatan peraih medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara penuh ketidakpastian. Bonus yang dijanjikan belum kunjung cair sehingga membuat banyak atlet harus menunda berbagai rencana hidup.
Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi E DPRD Sulsel, Senin (23/6/2025), menyepakati bahwa bonus tahap pertama sebesar Rp6,7 miliar akan segera dibayarkan. Sementara kekurangan Rp15,25 miliar masih bergantung pada pembahasan APBD Perubahan.
Dalam forum ini, para atlet mengungkapkan kekecewaannya. Mereka harus mengorbankan berbagai hal demi bisa fokus pada ajang olahraga empat tahunan itu. Namun setelah keluar dengan prestasi, mereka belum bisa menikmati hasil jerih payahnya.
1. Ada yang mulai terjebak utang

Syamsuddin Massa, peraih medali perak dalam cabang olahraga (cabor) Lari Halang Rintang 3.000 meter putra di PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024, menyampaikan kesulitan yang mereka alami selama bonus tidak dibayarkan. Dia mengaku banyak rekannya kini terjebak utang atau terpaksa menunda rencana pribadi.
"Banyak teman yang beda-beda kondisinya. Ada yang sudah pinjamnya di luar sana. Ada yang berkeinginan menikah. Ada mau beli rumah, mau bikin usaha. Tertunda karena keterlambatan bonus. Harapannya agak pupus," katanya.
Dia mengaku dijanjikan pembayaran bonus pada Maret 2025 lalu. Namun hingga kini, bonus tersebut tak kunjung dibayarkan.
"Pemprov tidak menyebut nominal tapi katanya disamakan dengan Papua. Ada bonus. Yang Papua itu, medali emas Rp200 juta, perak Rp150 juta dan perunggu Rp100 juta," katanya.
2. Tunda nikah hingga diblokir di medsos

Kondisi serupa dirasakan Nadya Baharuddin dan Nur Rizka Fauziah, peraih medali emas cabor Karate Nomor Kata Beregu Putri. Dia bahkan rela menunda pernikahannya demi mengikuti ajang olahraga nasional tersebut.
"Bukan hanya saya sendiri, banyak teman yang lain juga. Ada yang menunda pernikahan atau kepentingan lain mereka. Banyak juga utang piutang," kata Nadya.
Sementara Nur Rizka yang datang dalam kondisi hamil juga menuntut haknya agar dibayarkan. Dia juga menyebut kekecewaannya karena perjuangannya bersuara di media sosial sempat membuat dirinya diblokir oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman.
"Karena mungkin saya terlalu ribut di media sosial. Saya kan juga sama dengan atlet-atlet lain. Saya ribut di media sosial tapi kenapa cuma saya yang diblokir. Tapi sudah dibuka blokirnya," katanya.
3. Bonus atlet diangarkan Rp6,7 miliar

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui APBD 2025 baru menganggarkan Rp6,7 miliar untuk bonus atlet dan pelatih. Ketua Komisi E DPRD Sulsel, Andi Tenri Indah, menyebut dana tersebut akan dibayarkan pada triwulan ketiga tahun ini atau paling lambat bulan depan.
“Sisanya kami akan perjuangkan dalam APBD Perubahan. Komisi E akan kawal pencairannya sampai tuntas,” ucapnya.