Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Merayakan Musik Daerah Makassar Tempo Dulu di Pameran "Setel Ulang"

Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)
Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)
Intinya sih...
  • Pameran "Setel Ulang" memamerkan koleksi piringan hitam (vinyl) milik kolektor lokal Ansar Mulkin, menampilkan perkembangan musik lokal Makassar dari era 1930-an hingga 1940-an.
  • Acara ini merupakan inisiatif Musyawarah Arsip dan Riwanua untuk menghadirkan sejarah musik secara bendawi, serta sebagai bentuk apresiasi tinggi terhadap para pihak yang ikut memajukan musik Makassar di masa lalu.
  • Pameran "Setel Ulang" juga memamerkan beberapa pemutar vinyl dan akan berakhir dengan acara utama pemutaran ulang sejumlah vinyl untuk didengar para pengunjung.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Mengulik dokumentasi musik tradisional Makassar dari era 1930-an hingga 1940-an adalah hal yang sulit. Tak cuma arsip digital, tapi juga dalam versi fisiknya. Tapi, pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" menjadi jawaban rasa penasaran peminat sejarah musik lokal.

Berlangsung di Riwanua yang terletak di Kompleks Dosen Unhas Tamalanrea, sejak 25 September lalu, pameran yang terbuka untuk umum tersebut bagai sebuah sebagai kapsul waktu. Pengunjung diajak melihat sendiri bukti-bukti perkembangan kancah musik lokal melalui koleksi piringan hitam (vinyl) milik kolektor lokal Ansar Mulkin, lewat inisiatif yang ia motori yakni J550 dan Celebes Vintage Gallery.

1. Ide pameran "Setel Ulang" sudah dibicarakan sejak dua tahun lalu

Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)
Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Sebelumnya sudah berlangsung pameran "Piringan Hitam Lagu Makassar" yang dihelat oleh Ansar Mulkin sendiri selama tiga hari dengan fokus pada diskografi lokal. Tapi acara ini kemudian dilanjutkan oleh inisiatif Musyawarah Arsip, dengan menambah obyek yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah musik yakni pemutar vinyl.

Pameran "Setel Ulang" ini ternyata adalah rencana lama yang baru terlaksana. Mirwan Andan, pendiri dan direktur artistik Riwanua (ruang inisiatif kerja bersama yang menjadi tuan rumah pameran) menjelaskan bahwa ide awalnya berawal dari diskusi intensif selama dua tahun terakhir dengan Ansar Mulkin selaku pemilik benda-benda bersejarah.

"Ini berangkat dari ngobrol-ngobrol bersama Ansar Mulkin," ujar Mirwan saat diwawancarai IDN Times pada Senin (6/10/2024) malam. "Ansar ini unik orangnya karena dia sekitar 10 tahun terakhir mengumpulkan banyak obyek benda, memorabilia, arsip cetak yang bersebaran di Makassar," sambungnya.

2. Inisiatif penting untuk menceritakan ulang kemajuan kebudayaan di masa lalu

Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)
Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Koleksi Ansar tidak hanya vinyl tapi juga kaset, tape player, dan radio transistor. Sebagian besar berasal dari warga yang membongkar rumah dan tidak lagi ingin menyimpan barang lama mereka. Awalnya, pameran awal hanya berlangsung selama tiga hari dan sudah selesai. Tapi, melihat pentingnya tema pameran dan energi besar yang telah dicurahkan untuk persiapan, Andan merasa ada yang mengganjal jika cuma berlangsung sebentar.

"Kalau pameran yang materinya bagus seperti ini, serta energi yang keluar untuk set up pameran ini cukup banyak, sayang saja kalau cuma diadakan selama tiga hari. Akhirnya kita putuskan ini dilanjutkan menjadi dua minggu oleh Musyawarah Arsip dan menggunakan Riwanua sebagai venue," jelas sosok yang juga aktif di Ruangrupa tersebut.

Bagi Andan, ini adalah inisiatif yang cukup penting jadi upaya menceritakan ulang apa yang pernah penting di masa lalu, tapi kini cenderung dilupakan. Ia juga menyebut upaya Ansar Mulkin dalam mengumpulkan arsip adalah cara menjaga ingatan atas kemajuan kebudayaan. "Menurut saya sangat penting dan perlu lebih banyak lagi yang ditampilkan ke publik tentang upaya-upaya di masa lalu ini, khususnya musik," tegasnya.

3. Piringan hitam karya maestro Hoo Eng Djie menjadi salah satu daya tarik pameran

Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)
Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Salah satu daya tarik pameran "Setel Ulang" vinyl lagu-lagu karya Hoo Eng Djie, seorang maestro lagu daerah Makassar, yang dirilis pada akhir dekade 1930-an.Pengunjung dapat melihat langsung koleksi langka rekaman "Ati Radja", "Badjoe Edjaja", "Oleh Kasian" dan "Pasang Teng" yang dirilis Canary Records, sebuah label rekaman yang berbasis di Surabaya. Benda-benda tersebut menjadi bukti nyata kontribusi besar Hoo Eng Djie.

Bagi Mirwan Andan, "Setel Ulang" jadi cara mereka menghadirkan sejarah secara bendawi, bukan cuma gagasan yang biasanya berputar di medium buku. Terlebih ingatan tentang Hoo Eng Djie baru kembali dibahas oleh pegiat sejarah selama beberapa tahun terakhir.

"Hoo Eng Djie sudah pernah difilmkan, bahkan sudah menjadi nama jalan. Cuma bendanya belum pernah kita lihat, kan?” ujar Andan. "Memang kita bisa membaca dan menonton, tapi perlu melihat langsung hasil dari gagasan tersebut," tambahnya, merujuk pada pentingnya melihat dan mendengar vinyl karya Hoo Eng Djie secara langsung.

4. Turut pula dipamerkan sejumlah pemutar vinyl antik lintas generasi

Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)
Suasana pameran "Setel Ulang: Arsip Musik dan Obyek Temuan" yang berlangsung di Riwanua pada 6 September 2025. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Pameran "Setel Ulang" bukan sekadar napak tilas perkembangan musik, tapi juga bentuk apresiasi tinggi para pihak yang ikut dalam memajukan musik Makassar di masa lalu. Selain Hoo Eng Djie, turut pula vinyl lagu-lagu daerah dari para penyanyi dekade 1950-an yang kini tak pernah dibicarakan. Sebut saja Yetti Djamin, Meity Joseph bersama kelompok musik Maredja-Redja pimpinan Mariana Latuheru, Rina Solang, Bora Daeng Irate, dan Djajadi Djamin yang berani membawakan lagu-lagu Hoo Eng Djie dengan irama Latin.

Acara ini sendiri juga memamerkan beberapa pemutar vinyl. Sebut saja Dual P1007 A Turntable buatan Jerman, Perpetuum Ebner REX PE, Viva-tonal Grafonia Model No. 456 buatan Columbia Phonograph Company, hingga Phonograph Victor IV (satu-satunya yang masih berfungsi) dengan desain elegan lantaran berdesain kotak (cabonet) kayu mahoni.

"Setel Ulang", yang dibuka dari pukul 13:00 hingga 20:00 WITA ini, akan berakhir pada Rabu (8/10/2025) besok dengan acara utama pemutaran ulang sejumlah vinyl untuk didengar oleh para pengunjung pameran. Pameran ini sendiri terselenggara berkat kerjasama sejumlah inisiatif yakni Musyawarah Arsip, Celebes Vintage Gallery, J550, Riwanua, PALIMAJI, SOP, dan Koneksi Tamalanrea.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us

Latest News Sulawesi Selatan

See More

332 Rumah di Gowa Rusak Diterjang Angin Kencang

07 Okt 2025, 21:22 WIBNews