Menag Kunjungi Katedral Makassar Besok, Ini Agendanya

Makassar, IDN Times – Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dijadwalkan berkunjung ke Kota Makassar, Kamis, 24 Juli 2025 mendatang. Selama di Makassar, Menag akan meresmikan Rumah Sakit UIN Alauddin Makassar, menghadiri pertemuan tokoh Katolik di Katedral, hingga meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Asrama Haji Sudiang.
Rangkaian kunjungan Menag ini bertujuan mendorong moderasi beragama dan memperkuat toleransi lintas iman di tengah masyarakat.
1. Tegaskan Kemenag bukan hanya untuk umat Islam

Tenaga Ahli Bidang Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Bunyamin Yafid, menjelaskan bahwa kunjungan Menag kali ini juga dimaksudkan untuk mempertegas peran Kementerian Agama sebagai rumah besar bagi semua pemeluk agama, bukan hanya umat Islam.
“Di Katedral nanti, Pak Menteri akan angkat isu toleransi. Karena masih ada yang keliru mengira Kemenag hanya menaungi umat muslim. Padahal, beliau ini merangkul semua pihak,” kata Bunyamin, Selasa malam (22/7/2025).
Ia menyebut forum pertemuan dengan tokoh Katolik juga menjadi langkah untuk mengcounter isu intoleransi yang sempat muncul belakangan.
"Jadi Kemenag ini bukan untuk Islam saja, tetapi semua agama. Makanya forum ini untuk mengcounter isu intoleran yang beredar," tukasnya.
2. Launching Kurikulum Berbasis Cinta untuk generasi masa depan

Pada malam harinya, Nasaruddin Umar akan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Asrama Haji Sudiang. KBC dirancang sebagai upaya membangun generasi yang lebih moderat dan saling menghormati perbedaan.
“Pak Menteri sudah memikirkan wajah Indonesia 50 tahun ke depan. KBC ini agar anak-anak kita lebih toleran antar umat beragama,” ungkap Bunyamin.
Kurikulum ini bahkan rencananya akan diperkenalkan ke Timur Tengah, sebagai bentuk kontribusi Indonesia untuk mengurangi konflik atas nama agama.
3. Madrasah jadi motor moderasi beragama

Humas Kanwil Kemenag Sulsel, Mawardy Siradj, menambahkan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta juga diarahkan untuk mengubah stigma yang sering melekat pada madrasah.
“Selama ini madrasah kerap dianggap eksklusif untuk Islam saja. Kalau anak-anak madrasah sudah bisa menilai non muslim sebagai sesama, itu jadi harapan besar masa depan,” tuturnya.
Dengan berbagai agenda tersebut, kunjungan Menag di Makassar tak hanya sekadar seremonial, melainkan membawa pesan kuat soal pentingnya toleransi dan persatuan di tengah keberagaman.