Makassar, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, berupaya menyelesaikan polemik soal koleksi benda pusaka yang diambil kembali oleh ahli waris dari Museum La Pawawoi. Pemkab tengah bernegosiasi agar jalur damai bisa ditempuh.
"Tidak menutup kemungkinan untuk ada terjadi penyelesaian secara kekeluargaan. Dan saya kira itu jauh lebih bagus," Kata Kepala Dinas Kebudayaan Bone, Andi Ansar saat dihubungi IDN Times, Selasa (25/1/2022).
Ansar menjelaskan, selain bernegosiasi dengan pihak ahli waris, Pemkab Bone juga sementara berkoordinasi dengan kepolisian agar bisa dimediasi unutk berdamai. Tapi, Pemkab juga mendorong agar kepolisian mempercepat penyelidikan dugaan hilangnya koleksi museum.
"Sekarang ini kita gencar-gencarnya bernegosiasi dalam hal itu. Insyallah mudah-mudahan baik dari kami pihak pemerintah dengan beliau (ahli waris), mudah-mudahan sepakat, sepaham dengan apa yang tertuang nanti dalam kesepakatan," jelas Ansar.
Terkait kemungkinan Pemkab Bone mencabut laporan polisi, kata Ansar, pihaknya masih menunggu hasil koordinasi dengan kepolisian yang saat ini sementara melakukan penyelidikan.
Pada dasarnya, kata Ansar, pihaknya hendak menyelesaikan polemik ini dengan jalan damai. Apalagi menurut Ansar, sebagian besar dari jajaran di internal Pemkab Bone, termasuk dirinya, masih punya hubungan keluarga dengan ahli waris pemilik benda pusaka.
"Bagaimana pun juga kan beliau itu keluarga kita juga. Jadi alangkah baiknya memang kalau kita ambil jalan kekeluargaan," ucapnya.
Ansar juga mengklarifikasi informasi yang selama ini beredar mengenai koleksi pusaka itu. Dia menegaskan bahwa koleksi pusaka yang ada di dalam Museum La Pawawoi Bone adalah replika. "Jadi saya luruskan supaya tidak ada kesalahpahaman publik," jelasnya.
Ansar menyebut, pusaka yang asli saat ini ditempatkan di Museum Arajangnge Rumah Jabatan Bupati. "Itu asli di situ. Yang ada di Museum La Pawawoi itu, replika saja. Tetapi karena melihat dari usianya memang perlu memang dipelihara (lestarikan)," terangnya.
Ansar menambahkan, koleksi replika pusaka yang ada di Museum La Pawawoi ditujukan sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai kebudayaan dalam konteks sejarah. "Jadi itu bagian dari melestarikan budaya karena ada di dalam museum, seperti itu," imbuhnya.