Atlet Renang Makassar Diduga jadi Korban Pelecehan di Porprov Sulsel

27 Okt 2022, 17:54 WIB

ilustrasi atlet renang (ANTARA FOTO/Fauzan)

Makassar, IDN Times - Seorang atlet cabang olahraga renang, inisial R (19), asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga mengalami pelecehan di lokasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulsel 2022 di Kabupaten Sinjai, Rabu 26 Oktober lalu.

Dugaan kasus pelecehan atlet renang asal Makassar ini terjadi di lokasi Porprov cabang renang di kolam renang H. Muhammad Tahir, Jalan Bhayangkara Sinjai.

"Sudah ada laporannya, semua laporan itu terpebih dahulu kita lakukan penyelidikan," ungkap Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Sinjai AKP Syahruddin kepada IDN Times, Kamis (27/10/2022).

1. Terduga pelaku langsung ditangkap

Ilustrasi seseorang ditangkap oleh polisi. (Pixabay.com/4711018)

Terduga pelaku pelecehan terhadap atlet renang, yaitu seorang pria berinisial TF (47) warga Sinjai. Pria itu kata AKP Syahruddin, langsung ditangkap untuk keperluan proses penyelidikan polisi.

"Memang diamankan tapi belum dilakukan penahanan, diamankan untuk menghindari adanya keributan di tempat kolam renang agar tidak mengganggu giat renang yang sementara berlangsung," kata Syahruddin.

2. Pelaku diduga menyentuh bokong atlet

Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu dari hasil penyelidikan, AKP Syahruddin menjelaskan, saat kejadian R dan TF sedang menonton. Posisi R berada depan TF dan disebut bagian bokong R disentuh.

"Jadi belakang korban itu ada dia (TF) dan diduga sempat tersentuh bokongnya, tentu perlu pendalaman karena antara atlet R dan penonton ini posisinya sama-sama menonton," terang AKP Syahruddin.

3. Pihak atlet dan terlapor mediasi kasus

IDN Times/Daruwaskita

Syahruddin menambahkan, di samping tim penyidik Reskrim melakukan pendalaman, tim hukum Porpov Makassar dan keluarga terlapor masih memediasi kasus tersebut.

"Tadi sudah ada kuasa hukum atlet dan pihak keluarga (TF) memediasi kasus ini, tapi untuk tahap penyelidikan tetap jalan untuk mengetahui apakah ada peristiwa pidana atau bukan," tambah Syahruddin.