TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cuaca Buruk, Nelayan Manado Tak Melaut Tiga Minggu, Harga Ikan Naik

Banyak nelayan alih profesi jadi buruh bangunan

Anggota Kelompok Nelayan Firdaus, Samsudin, sedang membersihkan perahunya di Kawasan Megamas, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (12/1/2023). IDNTimes/Savi

Manado, IDN Times – Sulawesi Utara dilanda cuaca ekstrem sejak 2 minggu belakangan. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan nelayan tradisional di Kota Manado.

Anggota Kelompok Nelayan Firdaus di Kawasan Megamas, Manado, bernama Samsudin, mengatakan bahwa ia dan nelayan tradisional lainnya sudah tidak melaut sejak 3 minggu belakangan. “Nelayan yang kapalnya 30 GT saja sudah tidak melaut sejak 2 minggu terakhir,” ujar Samsudin, Kamis (12/1/2023).

Bahkan, nelayan yang biasanya menyandarkan perahu di pinggir pantai, kini terpaksa menaikkan perahunya hingga ke bahu jalan. Mereka khawatir jika perahu dibiarkan di tepi pantai, akan terbawa ombak.

1. Harga ikan naik

Perahu-perahu nelayan tradisional yang diparkirkan di Kawasan Megamas, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (12/1/2023). IDNTimes/Savi

Sebelumnya, Stasiun Meteorologi Maritim Bitung BMKG Sulut mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi. Mereka memperkirakan gelombang di sekitar Teluk Manado mencapai 1-2 meter.

Gelombang tinggi tersebut yang menyebabkan nelayan tradisional tidak melaut. Hal itu jadi berdampak terhadap kenaikan harga ikan.

Samsudin menyebut, biasanya harga ikan naik 50-100% jika cuaca buruk. “Biasanya kalau satu ekor Rp 5 ribu, bisa naik jadi Rp 7.500-Rp 10 ribu per ekor,” ucap Samsudin.

Baca Juga: Jerit Hati Nelayan Tradisional di Manado yang Kini Kesulitan Melaut

2. Banyak nelayan alih profesi sementara

Sampah yang terbawa ombak hingga ke tempat menambatkan perahu di Kawasan Megamas, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (12/1/2023). IDNTimes/Savi

Samsudin menyebut, cuaca buruk biasanya berlangsung selama satu bulan. Selama itu pula, ia dan nelayan tradisional lainnya tidak melaut sama sekali.

Agar bisa tetap bertahan hidup, banyak nelayan tradisional memilih alih profesi. “Kami kembali ke darat, jadi buruh bangunan,” ujar Samsudin.

Jika tidak bekerja, para nelayan juga mengisi waktu luang untuk merawat maupun memperbaiki perahu agar bisa langsung dipakai ketika cuaca sudah memungkinkan untuk melaut.

Baca Juga: 37 Pohon Tumbang di Kota Manado dalam 2 Minggu Terakhir

Berita Terkini Lainnya