TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Unik, Warga Gorontalo Rayakan Festival Peluk Pohon

Kampanye unik untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan

(Ilustrasi) ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Makassar, IDN Times - Dalam rangka perayaan Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada 21 November, ratusan warga turut serta dalam Festival Peluk Pohon di Kota Gorontalo, pada Kamis (21/11) kemarin. Perhelatan ini digagas oleh kelompok organisasi peduli lingkungan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA) dengan menggandeng sejumlah siswa sekolah menengah atas.

"Jika kita menghitung berapa rupiah yang bisa pohon berikan melalui oksigen, jawabannya adalah ratusan miliar rupiah per tahun. Itu jika oksigennya berbayar, namun sampai sekarang ini kita menghirupnya dengan gratis karena jasa pohon-pohon," tutur juru kampanye BIOTA, Ririn Hasan, dalam acara diskusi di SMA Negeri 2 Limboto, seperti dikutip dari laman kantor berita Antara.

1. Warga Gorontalo diajak merayakan Hari Pohon Sedunia dengan mengunggah foto menggunakan tagar #FestivalPelukPohon

Instagram.com/gorontalobiodiversitas

Lebih jauh, Ririn Hasan mengatakan bahwa selama ini mayoritas orang memandang pohon berfungsi sebagai peneduh semata. Mengabaikan fakta bahwa pohon juga berperan untuk penyerap polutan, mencegah banjir, habitat satwa liar, mencegah perubahan iklim hingga meredakan stres atau memulihkan kesehatan mental.

Selain diskusi, BIOTA turut melakukan kampanye di media sosial Instagram dan Facebook. Para warganet Gorontalo bisa berpartisipasi dengan mengunggah foto aksi memeluk pohon ke akun masing-masing sembari menyertakan tagar #FestivalPelukPohon.

Menurut, Rosyid Azhar selaku Sekretaris BIOTA, pelukan selalu bermakna ungkapan rasa cinta kepada pohon serta demi menumbuhkan niat agar selalu menanam, merawat dan menjaga pohon agar tidak ditebang.

Baca Juga: Kompensasi Pembangunan Tol Layang, 5.060 Pohon Ditanam di Makassar

2. Menurut pihak BIOTA, kampanye ini demi membangkitkan kesadaran bersama atas pentingnya arti pohon

ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Kegiatan tersebut diikuti seluruh pihak lintas profesi mulai dari jurnalis, siswa, anak-anak, wisatawan, aktivis lingkungan, ibu rumah tangga, polisi hingga para pejabat pemerintahan.

"Kami ingin membangkitkan kesadaran bersama, karena kita rugi bila kehilangan banyak pohon. Banyak penebangan pohon yang alasannya bisa banyak hal mulai dari pembangunan infrastruktur, kebakaran hutan, pembalakan liar. Pohon juga kerap dianggap pengganggu karena menghasilkan sampah daun, atau justru dituding sebagai tempat maksiat," lanjut Rosyid Azhar.

BIOTA sendiri adalah organisasi non-pemerintah yang bertugas melakukan survei, kampanye, hingga edukasi terkait keanekaragaman hayati dan perlindungan habitat di seluruh Provinsi Gorontalo.

Baca Juga: Karhutla Gowa, Tim Fokus Pemadaman di Kaki Gunung Lompobattang

Berita Terkini Lainnya