Soal Dugaan Skandal di Garuda, Pemerhati Gender Minta Korban Bersuara
Turut diperkirakan ada abuse of power yang kental
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Skandal penyelundupan barang mewah yang melibatkan eks Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Ari Askhara, kini merembet ke perkara lain. Kejanggalan-kejanggalan yang berlangsung selama ia memimpin satu persatu terbongkar ke publik.
Akun Twitter @digeeembok lebih dulu membahas kelakuan Ari Askhara yang disebut-sebut memiliki affair dengan salah satu pramugari. Selanjutnya ada Josephine Ecclesia, salah satu salah satu Pramugari Garuda Indonesia.
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (10/12) malam, wanita yang juga tergabung dalam Serikat Pekerja Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) tersebut membongkar perlakuan diskriminasi dan kejanggalan-kejanggalan lainnya.
Baca Juga: Pramugari Ungkap Skandal Ari Ashkara Selama Memimpin Garuda Indonesia
Baca Juga: Awak Kabin Garuda Sebut Kebijakan Ari Askhara Ini Zalim!
1. Rasa was-was dan ketakutan terkait pekerjaan diperkirakan menjadi pertimbangan utama ketika hendak melapor
Salah satu yang menyita perhatian adalah kasus di mana pramugari mendapat jam kerja berlebihan. Fierenziana Gertruida Junus, pemerhati gender di Universitas Hasanuddin Makassar, turut angkat bicara perihal bola panas Garuda.
"Saya menyayangkan, para pramugari ini yang menjadi korban. Mereka diam dengan membiarkan masalah ini sekian lama terjadi alih-alih dilaporkan (ke pihak berwajib)," kata Fierenziana dalam wawancara dengan IDN Times pada Jumat (13/12).
Kendati demikian, ia memaklumi lantaran perasaan takut dari para pelapor yang akan mendapat cap stigma. Selain itu ada juga perasaan was-was atas jabatan atau upah yang menjadi tumpuan hidup.
Baca Juga: Heboh #Gundik di Balik Skandal Harley Ilegal di Pesawat Garuda