TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Kekerasan pada Anak dan Perempuan di Sultra Naik 100 Persen

Kota Kendari terbanyak, mayoritas terjadi di rumah

Ilustrasi kekerasan (IDN Times/Sukma Shakti)

Makassar, IDN Times - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkat 100 persen selama pandemik. Jika pada tahun 2019 mencapai 140 laporan, sepanjang tahun 2020 justru meroket menjadi 240 kasus.

Kepala Seksi Bidang Data Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Sultra, Darwin menyebut ada beberapa hal yang jadi pemicu.

"Kenaikan 100 kasus itu banyak faktor penyebabnya, antara lain itu masalah COVID-19. Karena ekonomi saat ini merosot, sehingga terjadi kesalahpahaman, naik tensi, apalagi sekolahnya (anak-anak) sini ini daring terus," paparnya seperti dilansir ANTARA, Minggu (18/4/2021).

"Orangtua itu dipaksa menjadi guru untuk anak-anaknya. Kadang-kadang anaknya ndak sabar mungkin akhirnya main gebuk (pukul) saja," sambung Darwin.

1. Kota Kendari jadi wilayah dengan jumlah laporan tertinggi sepanjang 2020

Ilustrasi kekerasan pada Anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Dalam data P3APPKB Sultra, kekerasan fisik mendominasi laporan yakni 99 kasus. Kemudian kasus kekerasan seksual yang mencapai 96 laporan dan kekerasan psikis sebanyak 37 laporan. Sisanya berupa masalah penelantaran dan eksploitasi.

Kota Kendari menempati peringkat pertama daerah dengan jumlah kasus tertinggi sepanjang 2020. Total ada 48 laporan. Rinciannya yakni 22 laporan kekerasan fisik, 16 seksual, 11 psikis, enam penelantaran dan satu kasus kategori lainnya.

Menempati peringkat dua wilayah dengan jumlah laporan tertinggi adalah Kota Baubau. Terdapat 44 laporan dengan rincian 24 kasus kekerasan fisik, 12 psikis, 10 seksual, 3 penelantaran dan tiga kasus kategori lainnya.

Kabupaten Kolaka menempati peringkat tiga dengan jumlah laporan mencapai 30. Kasusnya didominasi 17 kekerasan seksual, kekerasan fisik dan psikis masing-masing delapan laporan, satu eksploitasi dan satu laporan kategori lainnya.

Baca Juga: Pandemi, Kekerasan pada Perempuan dan Anak di Makassar Meningkat

2. Sebanyak 54,5 persen kasus kekerasan dalam laporan P3APPKB Sultra terjadi di rumah

Ilustrasi Kekerasan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Adapun tiga wilayah dengan laporan terendah yakni Kabupaten Kepulauan Wakatobi (dua kekerasan fisik), Kabupaten Buton Utara (satu kekerasan seksual) dan Kabupaten Muna Barat (satu kekerasan fisik).

Lebih jauh, rumah rupanya bukan tempat yang aman bagi sebagian anak dan perempuan. P3APPKB Sultra mencatat di situlah mayoritas kasus kekerasan terjadi. Jumlahnya mencapai 131 laporan, atau 54,5 persen.

Selanjutnya ada kebun atau halaman belakang rumah yakni 67 kejadian, fasilitas umum sebanyak 27 laporan, 11 kasus terjadi di sekolah, tiga dialami korban di tempat kerja, dan kemudian satu laporan berasal dari lembaga pendidikan kilat.

Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan dan Anak di Sulsel Didominasi KDRT

Berita Terkini Lainnya