6 Cara Menerapkan Shifting Mindset, Biar Gak Down Hadapi Tekanan!

Di era yang serba cepat dan instan, kita dituntut untuk senantiasa siap menghadapi perubahan. Karena kalau kita lambat untuk beradaptasi, hasilnya bukan cuma gampang meraa lelah, tapi juga stres fisik dan mental. Bahkan gak jarang, tekanan yang datang dari luar juga mendorong munculnya tekanan dari dalam diri, seperti pola pikir yang salah atau self-talk yang negatif.
Salah satu cara untuk menjaga mental tetap sehat adalah dengan shifting mindset. Manajemen stres ini ternyata mampu mengubah cara pandang dari negatif menjadi lebih memberdayakan, tanpa mengabaikan kenyataan yang ada. Kalau kamu merasa belum cukup mahir dalam mengelola stresmu, coba deh kenali dan terapkan shifting mindset lewat enam langkah berikut.
1. Observasi dan pahami isi pikiranmu

Langkah pertama yang bisa dilakukan dalam shifting mindset adalah dengan menyadari isi kepala sendiri. Apa yang sering kamu katakan ke diri sendiri saat gagal? Atau, bagaimana caramu mengelola diri ketika ada masalah? Sadari pola-pola negatif yang muncul berulang kali, dan pahami apa pemicu serta bagaimana bentuk pikiran negatif tersebut.
Dengan mulai mengamati pikiran sendiri, kamu bisa membedakan mana pikiran yang realistis dan mana yang cuma ketakutan berlebih. Mengetahui apa yang kamu hadapi akan membantu kamu untuk punya kontrol lebih besar atas respons emosional yang muncul. Selain itu, kamu juga bisa menemukan pola yang muncul agar punya self-awarness yang lebih tinggi terhadap pikiranmu.
2. Lakukan journaling untuk refleksi

Menulis jurnal setiap hari bisa jadi cara ampuh untuk mengecek perasaan dan pikiranmu. Lewat journaling, kamu bisa melihat sudut pandang yang terlewat selama ini, termasuk cara berpikir yang ternyata toxic buat dirimu sendiri. Dengan menulis, kamu juga bisa menyederhanakan proses berpikirmu yang kadang terasa rumit.
Untuk mengaplikasikannya, kamu bisa mulai dari hal sederhana, seperti menulis 3 hal yang kamu syukuri, atau menceritakan kejadian hari ini dan bagaimana kamu meresponsnya. Ingat, journaling itu lebih dari sekadar curhat. Ada proses menggali pikiran dan pemahaman di dalamnya. Coba untuk mulai melatihnya, ya.
3. Terapkan SMART Goals dan hindari ekspektasi berlebihan

Daripada bikin target besar yang gak realistis, coba pakai prinsip SMART: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound. Tujuan yang jelas dan terukur bisa bantu kamu fokus tanpa merasa terbebani. Dan ingat, turunkan idealisme dan perfeksionisme ketika menyusun SMART goals ini.
Selain membuat target-targetmu jadi lebih jelas dan terarah, SMART Goals juga bisa memberokan dampak motivasi yang positif. Kamu melihat segala sesuatunya dengan optimisme yang dibarengi dengan kemampuan. Dan lebih dari itu, kamu juga bisa lebih menghargai proses yang dijalani. Perubahan mindset gak butuh hasil yang instan, tapi butuh target yang tepat dan konsisten untuk dijalani.
4. Buat afirmasi harian yang positif

Bagi banyak orang, afirmasi harian terbukti dapat membantu membentuk cara berpikir baru yang lebih sehat. Ucapkan kalimat-kalimat sederhana seperti, “Aku sedang dalam proses berkembang,” atau “Aku bisa menghadapi ini,” akan memberikan insight positif pada dirimu. Lakukanlah secara konsisten setiap pagi atau sebelum tidur.
Memberikan afirmasi pada diri sendiri memang terkesan sepele, bahkan hasilnya gak bisa dilihat langsung. Namun, afirmasi bisa mengubah cara otak memproses pengalaman. Kamu jadi lebih siap mental ketika menghadapi tantangan, dan gak langsung tumbang saat ada tekanan.
5. Pahami bahwa motivasi tidak selalu hadir

Banyak orang berpikir bahwa perubahan mindset harus diawali dari motivasi yang kuat. Padahal kenyataannya, motivasi datang dan pergi. Yang lebih penting adalah konsistensi dan niat buat berubah, meski semangat lagi gak tinggi.
Dengan menyadari ini, kamu gak akan terlalu keras pada diri sendiri saat merasa malas atau kurang produktif. Kamu paham bahwa perasaan itu wajar, dan kamu tetap bisa jalan pelan-pelan meski gak selalu berenergi penuh. Gak usah menyalahkan dirimu karena kamu diam di tempat atau mundur dua langkah kali ini. Selama kamu siap untuk melangkah lagi, kamu tetap akan tiba di titik tujuan.
6. Cari dukungan dari lingkungan yang positif

Shifting mindset gak harus dijalani sendirian. Dikelilingi oleh orang-orang yang suportif bisa bikin prosesnya jadi lebih ringan dan menyenangkan. Mulailah mengobrol dengan teman yang kamu percaya atau ikut komunitas yang positif. Lingkungan yang sehat bisa jadi cermin, pengingat, sekaligus penguat saat kamu mulai ragu pada diri sendiri. Ingat, mindset yang sehat bukan soal sempurna, tapi soal bertumbuh, dan itu lebih mudah kalau kamu gak sendirian.
Sebelum kamu meyakinkan diri untuk mulai bergerak, ingat sekali lagi kalau shifting mindset bukanlah proses yang instan dan bisa diselesaikan dalam waktu semalam. Tapi dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, kamu bisa mulai membentuk pola pikir yang lebih sehat dan tangguh. Daripada terus-menerus keras pada diri sendiri, kenapa gak coba bersikap lebih suportif? Karena saat kamu bisa berdamai dengan pikiran sendiri, pekerjaan dan hidup pun akan terasa jauh lebih ringan.
Sumber referensi:
https://7mindsets.com/how-to-change-your-mindset/
https://www.olivewingdesigns.com/blog/get-out-of-your-own-way-tools-to-shift-your-mindset
https://focuskeeper.co/glossary/what-is-mindset-shift