Mengapa Air Minum Kemasan yang Disimpan di Mobil Rasanya Berubah?

- Sinar matahari dan suhu tinggi mempengaruhi rasa air kemasan
- Bahan botol plastik akan mengalami degradasi jika terkena paparan sinar matahari dalam waktu lama
- Botol plastik bisa menyerap bau dari lingkungan sekitar, mempengaruhi rasa air di dalamnya
Pernahkah kamu melakukan perjalanan jauh menggunakan mobil atau transportasi umum? Jika iya, tentu membawa persediaan, termasuk air minum, tentu menjadi hal yang wajib saat bepergian jauh. Namun, pernahkah kamu menyadari bahwa air minum yang tersisa dan disimpan terlalu lama sering kali rasanya berubah?
Fenomena ini mungkin membuat kamu bertanya-tanya, mengapa air minum kemasan yang disimpan di mobil rasanya berubah? Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini berkaitan dengan kualitas air, tempat penyimpanan yang salah, atau ada hal lain yang memengaruhi ini terjadi?
Tenang, kami telah merangkum penyebabnya dari berbagai sumber. Ada sedikitnya empat penyebab. Inilah beberapa penyebabnya, mulai dari yang paling umum hingga yang jarang disadari.
1. Terpapar panas, baik dari sinar matahari maupun suhu dalam mobil

Pernahkah kamu memperhatikan kardus air minum kemasan? Biasanya, ada himbauan penting di kardus tersebut. Salah satunya adalah himbauan untuk menghindari terpapar sinar matahari langsung.
Ternyata, sinar matahari tidak hanya memengaruhi suhu air, tetapi juga bisa membuat air menjadi aneh rasanya. Hal serupa juga terjadi jika botol air minum terkena suhu tinggi, seperti saat ditinggalkan di dalam mobil yang panas. Kedua kondisi ini bisa menyebabkan reaksi kimia pada botol plastik. Akibatnya, botol yang awalnya tidak berbahaya bisa menjadi sesuatu yang berpotensi membahayakan kesehatan.
Botol air minum sendiri biasanya terbuat dari bahan polyethylene terephthalate (PET). Bahan plastik ini dipilih karena memiliki cukup banyak keunggulan, yaitu transparan, ringan, kuat, serta mampu menghalangi oksigen, uap air, dan karbon dioksida dengan baik. Namun, jika terkena paparan sinar matahari dalam waktu lama, maka bahan ini akan mengalami degradasi. Ini akan memicu pelepasan senyawa kimia yang berpotensi bercampur dengan air di dalamnya.
2. Perubahan suhu yang terjadi secara berulang, mulai dari panas, dingin, dan kembali panas

Suhu panas sekali saja sudah cukup untuk memengaruhi kualitas botol plastik, apalagi jika ditambah dengan perubahan suhu yang terjadi berulang kali. Air tersebut semakin tidak layak untuk diminum. Ini terutama jika botol lupa dipindahkan dan disimpan terlalu lama di tempat yang terpapar panas.
Air minum, baik panas maupun dingin secara alami, sendiri memang terasa berbeda. Namun, hal ini kembali kepada masalah penyimpanan. Jika penyimpanannya tidak tepat, maka kualitas air tersebut bisa berpengaruh.
3. Pengaruh aroma makanan, pengharum ruangan, serta bau yang berasal dari interior mobil

Pengaruh aroma makanan, pengharum ruangan, serta interior mobil juga bisa menjadi penyebab air minum botol menjadi berubah rasanya. Hal ini terjadi karena botol plastik mempunyai pori-pori, sehingga bisa memungkinkan menyerap bau dari lingkungan sekitar. Akibatnya, air di dalamnya bisa ikut berubah rasanya.
Mobil dengan interior kulit, misalnya, seringkali mengeluarkan aroma kurang sedap. Ditambah lagi, pengharum mobil yang mengeluarkan aroma yang kuat. Belum lagi aroma makanan menyengat, seperti durian, ikan, dan petai serta jengkol, yang tersimpan di mobil dalam waktu lama. Semua bau ini dapat bercampur dan meninggalkan jejak aroma yang menyerap ke botol plastik dan membuat rasa air minum berubah.
Perubahan rasa terhadap botol air minum kemasan yang disimpan di mobil bisa disebabkan oleh beberapa hal, suhu panas, paparan sinar matahari, serta pengaruh dari aroma di sekitar. Penting untuk menghindari penyebab di atas agar kualitas air tetap terjaga. meskipun air tidak mempunyai tanggal kadaluarsa, jika sudah tercampur dengan zat lain, berbau, atau rasanya berubah, maka air itu sudah tidak layak minum.