Mengenal Prosesi Pernikahan di Masyarakat Adat Bugis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Bagi masyarakat Bugis, pernikahan bukan hanya mengenai persatuan dua pihak mempelai. Melainkan juga persatuan keluarga besar.
Sejak dulu, ada sejumlah tahapan bagi masyarakat adat Bugis yang ingin menikah. Biasanya, diawali dari pihak orang tua pihak laki-laki yang mencarikan jodoh bagi anaknya.
Berikut ini sejumlah tahapan umum dalam perkawinan masyarakat adat Bugis dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Gender di Masyarakat Suku Bugis
1. Mammanu'-manu' dan Madduta
Mammanu'-manu' adalah tahap awal persiapan pernikahan Bugis Makassar. Dahulu kala, kegiatan mammanu'-manu' dilakukan pihak keluarga lelaki untuk mencari tahu status gadis yang akan dipinang.
Mammanu'-manu' bisa memastikan gadis tersebut telah terikat atau tidak. Di samping itu untuk mencari tahu latar belakang pihak wanita. Umumnya prosesi ini diwakili oleh perempuan dari pihak keluarga laki-laki.
Kalau memang belum terikat, dilanjutkan melakukan madduta untuk bisa menyampaikan lamaran. Sesuai lamaran diterima pihak keluarga wanita, akan ada perwakilan keluarga yang membicarakan seputar mahar, tanggal pernikahan, dan lain-lainnya.
Orang yang telah ditunjuk haruslah bisa berkomunikasi dan juga bernegoisasi supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Kesepakatan pun bisa tercapai dengan hasil yang baik.
Pada jaman modern sekarang, baik itu Mammanu'-manu', dan madduta atau pembicaraan lanjutan dilakukan segelintir masyarakat tapi dengan ringkas. Biasanya setiap hal sudah digabung agar menjadi satu supaya lebih efisien.
2. Mappetuada
Seusai tahapan mammanu'-manu' serta madduta selesai, maka dilanjutkan dengan Mappetuada. Fungsi Mappetuada adalah bertujuan mengumumkan apa saja yang sudah disepakati sebelumnya seputar mahar, tanggal nikah, dan lain-lain.
Umumnya di Mappetuada ini, pinangan diresmikan yaitu dengan diberi hantaran seperti perhiasan ke pihak wanita.
3. Mappasili
Tahap Mappasili ini ialah prosesi siraman yang mungkin sudah dikenal banyak orang. Prosesi siraman Mappasili ini bertujuan agar bisa menolak bala dan juga membuat calon mempelai bersih lahir batin.
4. Mappaci dan Mappanre Temme
Untuk mappanre temme itu sendiri merupakan ritual tradisi khatam Al-Quran serta permohonan doa juga kepada Allah. Hal itu dimaksudkan agar rencana nikah bisa berjalan lancar.
Mappaci ialah ritual adat berupa memberi daun pacar terhadap calon mempelai sebagai simbol doa restu. Umumnya orang undangan untuk pemberian daun pacar berasal dari keluarga.
Bagi orang-orang yang akan dipanggil biasanya juga pasangan yang sudah merasakan pernikahan yang bahagia dan memiliki kedudukan sosial yang baik. Hal ini dimaksudkan supaya calon mempelai nantinya kelak bisa ikut jejak pasangan berbahagia tersebut.
5. Akad Nikah
Dulu, mempelai pria datang ke mempelai wanita hanya dan ditemani kerabat serta tokoh masyarakat. Kedua orang tua tak ikut. Mempelai pria membawa uang panaik, mahar, dan seserahan.
Dikarenakan sebagian besar masyarakat Bugis Makassar penganut Islam, pelaksanaan akad nikah ini dilakukan melalui cara islam. Hal yang berbeda yakni saat ijab kabul, pihak calon mempelai wanita tak hadir disamping mempelai pria. Jadi hanya menunggu saja di ruang pengantin sampai ijab kabul selesai.
Baca Juga: 6 Adab Makan bagi Suku Bugis yang Sarat Makna, Anak Muda Wajib Tahu