TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rasyid Bakri, Sang Pangeran Mattoanging yang Kembali Tampil Ciamik

Momen emas direngkuhnya dalam partai terakhir Juku Eja

PSMMakassar.co.id/Ahmad Alia

Makassar, IDN Times - Nama Rasyid Bakri tengah mencuat dalam beberapa pekan terakhir setelah sepasang golnya dia persembahkan untuk PSM. Pertama, saat ia membuka pesta kemenangan 0-3 atas Lao Toyota di matchday terakhir AFC Cup.

Lesatan tersebut jadi gol kompetitif pertamanya dalam 2,5 terakhir. Terakhir kali si gelandang mencatatkan namanya di papan skor adalah di penghujung ajang ISC 2016.

Kedua, yakni pada pekan kedua Shopee Liga 1 2019 kala Pasukan Ramang menjamu Badak Lampung FC. Rasyid kembali bertindak sebagai 'pemecah telur' lewat aksi individu berujung golnya ke gawang Laskar Saburai. Alhasil, banyak kalangan menilai pemain berjuluk Pangeran sudah kembali ke performa moncernya yang menjadi buah bibir beberapa tahun lalu.

Bagi yang mungkin lupa, berikut ini IDN Times sajikan profil singkat pemilik nama lengkap Rasyid Assahid Bakri tersebut.

Baca Juga: Abdul Rahman, Si Perantau yang Kembali ke Kampung Halaman

1. Rasyid Bakri langsung mencuat sebagai salah satu gelandang jempolan sejak musim pertama berseragam PSM

ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Nama Rasyid Bakri sendiri pertama kali mencuat di musim 2011/12, saat PSM berjuang di ajang Liga Primer Indonesia. Kesulitan pendanaan dan mendapat sponsor membuat pelatih saat itu, Peter Segrt, memilih merekrut sejumlah pemain muda dari klub-klub lokal dan mengambil nama-nama didikan tim junior.

Rasyid Bakri adalah salah satu dari segelintir penggawa Ramang Muda yang 'naik kelas'. Sosok kelahiran Gowa 17 Januari 1991 itu sebelumnya menghabiskan waktu di tim junior Makassar Football School (2001-2005), PSM U-15 (2006) dan Makassar Utama (2007-2011).

Di usia 20 tahun, kemampuannya mengolah si kulit bundar di lapangan tengah rupanya menarik perhatian Segrt. Juru taktik asal Kroasia itu rupanya jeli dalam mengendus bakat. Usai dinyatakan lolos seleksi, Rasyid tak perlu waktu lama menembus tim utama. Lini tengah yang sudah diisi Aditya Putra Dewa  - Srecko Mitrovic - David da Rocha kian kokoh.

Si anak muda di lini tengah memukau Mattoanging. Permainannya cermat dan lugas. Kekurangan dari segi postur diakali dengan olah bola yang memukau. Umpan-umpannya amat memanjakan para koleganya di sektor depan, yakni Ilija Spasojevic, Andi Oddang serta M Rahmat. Tak heran publik menjulukinya 'Pangeran Rasyid', lantaran banyak mengingatkan pada 'Sang Raja': Syamsul Chaeruddin.

2. Si gelandang elegan membela Timnas U-23 dalam beberapa kesempatan

ANTARA FOTO/Saptono

Moncer bersama Pasukan Ramang, Nil Maizar selaku juru taktik timnas senior tak berpikir dua kali dalam memanggil Rasyid. Menepikan faktor lain bernama dualisme kompetisi yang berdampak pada terbatasnya stok pemain, ia memang cukup menonjol sebagai pemain muda menjanjikan di tengah helatan LPI.

Tahun 2012, ia dipanggil memperkuat Tim Garuda yang akan berlaga di AFF Cup. Selama dua tahun selanjutnya ia menjadi langganan Timnas U-23, termasuk terjun dalam Asian Games 2014 di mana Indonesia melaju hingga babak 16 besar.

Ada cerita menarik dari masa baktinya untuk Merah-Putih. Ketika anak asuh Aji Santoso jalani masa pemusatan latihan di Italia, sejumlah partai uji coba diadakan. AS Roma, salah satu raksasa Serie A, masuk dalam agenda.

Laga yang berlangsung pada 18 Juli 2014 tersebut berakhir dengan kekalahan 3-1 untuk Indonesia U-23. Nah, Rasyid Bakri-lah satu-satunya pencetak gol bagi Garuda Muda. Gol-nya di menit ke-56 sukses menaklukkan kiper Lukasz Skorupski asal Polandia.

Baca Juga: Jalan Panjang PSM Makassar dalam Merajai Sepak Bola Indonesia

Berita Terkini Lainnya