Marc Klok dan Titik Cerah Kariernya yang Justru Terjadi di Indonesia
Karier si Amsterdamer rupanya sempat stagnan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Bagi mayoritas suporter PSM, kehadiran Marc Klok di lini tengah ibarat sebuah jembatan penghubung. Posisi gelandang bertahan membuatnya porsi kerjanya dua kali lebih banyak. Menjadi bek tambahan saat Pasukan Ramang sedang tertekan, lalu membantu sang kompatriot Wiljan Pluim dalam menyusun serangan.
Selain itu, bola yang mengalir dari sektor belakang lebih dulu singgah di kakinya sebelum dialirkan menuju entah sayap, gelandang serang atau ujung tombak. Tak lupa, insting mencetak golnya di atas rata-rata. Ia pun eksekutor bola mati yang ulung.
Klok pun hadir sebagai penyelamat di masa-masa krusial. Contohnya saat matchday kelima AFC Cup 2019, sewaktu PSM menjamu Home United. Sempat tertinggal 0-2, sepasang golnya sukses menyamakan kedudukan, membuat asa PSM kembali membuncah sebelum comeback disempurnakan Guy Junior di penghujung laga.
Namun sebelum menjadi pilar utama untuk PSM seperti sekarang, pemilik nama lengkap Marc Anthony Klok itu lebih dulu merasakan jatuh bangun.
Baca Juga: Jalan Panjang PSM Makassar dalam Merajai Sepak Bola Indonesia
1. Sukses perdana kariernya diraih saat bersama klub Bulgaria, Cherno More Varna
Sosok kelahiran Amsterdam 20 April 1993 ini mulai menimba ilmu bal-balan di tim kanak-kanak AVV Zeeburgia sejak menginjak usia lima tahun. Rupanya Klok kecil sudah bercita-cita menjadi pesepak bola profesional. Sang ayah pun jadi motivasi setiap langkah sang buah hati.
"Pada dasarnya, orang yang paling berpengaruh dalam karier saya adalah ayah. Dialah yang mendorong saya bermain sepak bola sejak usia dini," tutur Klok dalam sebuah video wawancara yang diunggah ke kanal YouTube pribadinya.
Setelah memperkuat Zeeburgia, ia direkrut oleh akademi FC Utrecht, salah satu nama besar di Eredivisie Belanda dan memperkuat tim mudanya dari 2011 hingga 2013. Ross County, klub kecil namun sarat prestasi di tanah Skotlandia, jadi tujuan pertamanya sebagai perantau. Sayangnya ia hanya semusim di Highland (2013/14) dan hanya tampil sebanyak enam kali.
Sukses baru datang untuk Klok kala menyeberang ke Bulgaria. Berseragam Cherno More Varna selama dua tahun (2014-16) pasca dinyatakan lolos trial, ia menjadi bagian vital klub berjuluk The Sailors tersebut. Tampil sebanyak 48 kali untuk Cherno More dan mencetak sebiji gol, Klok meraih sepasang trofi pertama dalam kariernya, yakni Piala Bulgaria dan Piala Super Bulgaria.
Baca Juga: Abdul Rahman, Si Perantau yang Kembali ke Kampung Halaman
Baca Juga: [LINIMASA] Data dan Fakta Arus Mudik Lebaran 2019